Salin Artikel

Putin Pemenang dalam Pertemuannya dengan Trump

Malah, sejumlah analis mengatakan justru Putin yang mendapat banyak keuntungan, dan keluar sebagai pemenang dalam pertemuan itu.

Salah satu yang mengemukakan pendapat itu adalah Will Pomeranz, pakar Rusia sekaligus mantan staf keamanan nasional.

Dilansir Radio Free Europe Senin (16/7/2018), dengan bersanding bersama Trump, Putin membuktikan bahwa Rusia juga merupakan negara kuat yang patut diperhitungkan.

"Putin ingin dikenal sebagai pemain utama dunia, dan Trump menyediakan pengakuan itu melalui pertemuan," kritik Pomeranz.

Selain itu, kemenangan lain adalah keengganan Trump berkonfrontasi dengan Putin sepanjang pertemuan di Istana Kepresidenan Helsinki itu.

Salah satu yang paling kentara adalah ketika presiden 72 tahun itu dibombardir pertanyaan seputar keterlibatan Rusia dalam Pemilihan Presiden AS 2016.

Dalam investigasi yang dilakukan Penasihat Khusus Robert Mueller, didapati 16 perwira intelijen Rusia sengaja mencampuri Pilpres AS itu.

Namun, sepanjang pertemuan maupun konferensi bersama, Pomeranz menyatakan Trump menerima pembelaan Putin bahwa Rusia tidak mengintervensi pilpres.

"Apa yang disalahpahami Trump adalah dia tidak menganggap Putin bertanggung jawab atas isu tersebut," kritik Pomeranz.

Pendapat Pomeranz diperkuat Mike Carpenter, mantan Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih dan penasihat kebijakan luar negeri mantan Wakil Presiden Joe Biden.

Carpenter menjelaskan, dia yakin Trump dengan sadar sengaja memberikan panggung kepada presiden 65 tahun itu.

Keputusan Trump bertemu Putin merupakan kekalahan bagi tim keamanan nasional AS, dan kemenangan bagi Kremlin.

"Trump sengaja menenangkan Putin. Dia dengan sadar menjual kepentingan AS demi membantu Putin," beber Carpenter.

AS Berpotensi Keluar dari Percaturan Dunia
Keputusan Trump untuk tidak menentang Trump diprediksi Pomeranz bakal membawa AS keluar dari percaturan dunia.

"Ini merupakan sinyal bahwa Trump telah meremehkan aliansi tradisional sekaligus menjelekkan posisi AS di dunia," tutur Pomeranz.

Selama ini, Trump secara tersirat menyatakan bahwa dia tidak percaya nilai-nilai kebijakan luar negeri yang dianut AS sejak Perang Dunia II.

"Menunjukkannya secara terang-terangan bakal mempermalukan AS di mata dunia. Sangat menarik untuk dilihat, namun juga tragis," lanjutnya.

Adapun Carpenter menuturkan, kehendak Trump untuk menjalin hubungan baik dengan Rusia bisa memecah Uni Eropa maupun Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Bukan rahasia lagi, ada beberapa negara anggota UE maupun NATO yang tidak setuju dengan sanksi ekonomi yang dijatuhkan pada 2014.

"Negara lain bisa beramai-ramai mengikuti cara Trump. Aliansi dan komunitas trans-Atlantik dipertaruhkan," ujar Carpenter.

https://internasional.kompas.com/read/2018/07/17/13285901/putin-pemenang-dalam-pertemuannya-dengan-trump

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke