Salin Artikel

Kebanyakan Remaja yang Terjebak di Goa Kehilangan Berat Badan 2 Kg

Diwartakan CNN Rabu (11/7/2018), saat ini mereka masih menjalani pemulihan di Rumah Sakit Chiang Rai Prachanukroh.

Tongchai Lertvirairatanapong, Inspektur Kementerian Kesehatan Thailand berkata, ke-13 orang itu tidak mendapat masalah serius.

"Meski kebanyakan dari remaja itu mengalami penurunan berat badan hingga dua kilogram," tutur Lertvirairatanapong.

Susutnya bobot anggota tim sepak bola Mu Pa (Wild Boar) itu dikarenakan selama sembilan hari pertama terjebak, mereka kekurangan makan.

Untungnya, mereka masih meminum air keruh yang ada di Goa Tham Luang. "Manusia bisa bertahan berbulan-bulan tanpa makan. Namun tidak dengan air," paparnya.

Ketika mereka akhirnya ditemukan dua penyelam Inggris, Richard Stanton dan John Volanthen, bantuan makanan didatangkan.

Awalnya, mereka meminta roti cokelat. Namun, tim penyelamat dan medis yang mendampingi memberi makanan kaya nutrisi dan protein.

Lertvirairatanapong melanjutkan, dia memberikan kredit khusus kepada pelatih yang ikut terjebak bersama mereka, Ekapol Chanthawong.

Pria 25 tahun yang akrab disapa Ake itu berhasil menjaga kesehatan mental remaja asuhannya dengan mengajari teknik meditasi.

"Emosi mereka stabil karena saling menjaga satu sama lain. Semua berkat ilmu pengendalian diri dari Pelatih Ake," pujinya dikutip Straits Times.

Salah satu dari empat remaja gelombang pertama yang diselamatkan Minggu (8/7/2018) dikabarkan telah bertemu keluarganya.

Namun, mereka masih dipisahkan kaca karena tim medis masih harus memastikan tidak ada penyakit atau infeksi menular yang dibawa mereka.

Secepatnya, Lertvirairatanapong berujar gelombang pertama remaja yang keluar bakal bertemu keluarga secara langsung setelah mengenakan pakaian khusus.

Sementara gelombang kedua telsh mendapat izin berbicara dengan keluarganya melalui kaca dan sambungan telepon, gelombang ketiga masih belum diperbolehkan.

Mereka masih membutuhkan tes lanjutan karena baru dikeluarkan pada Selasa (10/7/2018) waktu setempat.

Adapun ke-13 anggota klub bola Mu Pa itu masih harus dirawat selama sepekan di rumah sakit agar sistem kekebalan tubuhnya kembali.

Selama sepekan, kondisi mereka bakal dipantau. Bahkan, mereka dilarang untuk sekadar menonton televisi.

Ananya Sinrachatanant, psikiater dari Universitas Psikiater Kerajaan berujar, meski terlibat baik, masih ada kerapuhan dalam kondisi mental 13 orang itu.

"Sebab, mereka baru saja terbebas dari pengalaman traumatis ketika terjebak di goa selama dua pekan," tuturnya.

Karena itu, dia memperingatkan agar yang boleh menjenguk tim sepak bola tersebut hanyalah keluarga dan kerabat.

Keluarga pun juga dilarang untuk menanyakan seperti apa perasaan berada dalam goa, atau menyalahkan tindakan mereka.

Sebelumnya, tim sepak bola Mu Pa dilaporkan hilang sejak 23 Juni, dan ditemukan dua orang penyelam Inggris pada pekan lalu (2/7/2018).

Kisah ke-12 remaja dan seorang pelatih yang terperangkap menjadi perhatian dunia, dan mengundang para relawan dari seluruh dunia untuk membantu.

Operasi untuk menyelamatkan 13 anggota Mu Pa itu pertama dilaksanakan pada Minggu (8/7/2018), dan sukses mengeluarkan empat remaja.

Kemudian dalam penyelamatan Senin (9/7/2018), mereka berhasil mengeluarkan empat lagi dengan puncaknya Rabu (10/7/2018), lima orang tersisa berhasil dikeluarkan.

Sayangnya, dalam operasi internasional itu, seorang relawan penyelam, Saman Kunan, tewas pada Jumat pekan lalu (6/7/2018).

Kunan yang merupakan eks anggota Angkatan Laut Thailand tewas karena diduga kekurangan oksigen ketika membantu tim sepak bola itu.

https://internasional.kompas.com/read/2018/07/11/16432351/kebanyakan-remaja-yang-terjebak-di-goa-kehilangan-berat-badan-2-kg

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke