Salin Artikel

Kisah Para Pahlawan Penyelamat Remaja yang Terjebak di Goa (1)

Bersama ratusan orang lainnya dari seluruh penjuru Negeri Gajah Putih, Chaicheun mengajukan diri sebagai relawan untuk membantu operasi penyelamatan tim itu.

Selama hampir sepekan, dia dan para perempuan lainnya bertugas untuk memasakkan makanan bagi para penyelam dan relawan lain.

Ketika dia menjadi relawan, militer Thailand mulai memompa keluar air yang ada di dalam goa sehingga operasi penyelamatan bisa lebih gampang.

Selama hampir dua pekan, 130 juta liter air dikeluarkan dari dalam Goa Tham Luang, dan dibuang ke sisi gunung yang lain.

Sepekan berlalu. Chaicheun bermaksud untuk pulang dan menengok sawahnya. Alangkah terkejutnya dia ketika mendapati sawahnya tergenang.

Air yang dipompa keluar oleh militer untuk menyelamatkan 12 remaja dan seorang pelatih itu membanjiri sawah desa Ban Nong O dan desa sekitarnya.

Chaicheun yang mempunyai sekitar dua hektar sawah padahal baru saja menanam bibit padi. Sejak suaminya meninggal, dia mengurus sawah itu seorang diri.

Karena dua anaknya tidak ada yang mau turun menjadi petani, sawah tersebut tidak ada yang mengurus ketika Chaicheun menjadi relawan selama sepekan.

Namun, dia mengaku tak peduli. Baginya, yang terpenting adalah goa aman sehingga ke-13 orang itu bisa dikeluarkan dengan selamat.

"Tidak masalah. Tidak apa-apa. Yang penting anak-anak itu dan pelatihnya bisa keluar dari Tham Luang hidup-hidup," tuturnya dikutip ABC News.

Untungnya, Pemerintah Chiang Rai tanggap dengan memasang pompa untuk mengeluarkan air yang telanjur membanjiri sawah.

Selain itu, pemerintah juga memberi ganti rugi kepada pemilik sawah yang terkena dampak air goa sebesar 1.113 baht, sekitar Rp 482.189, per 0,20 hektar.

Chaicheun berkata, kabar terjebaknya anggota tim sepak bola Mu Pa (Wild Boar) itu telah menyatukan seluruh warga Thailand.

Selain Chaicheun, terdapat pula Rawinmart Luelert yang setiap malam mengurus seragam para relawan untuk dicuci di laundry miliknya.

Dilansir BBC, Luelert berujar suatu hari seorang temannya menunjukkan foto yang memperlihatkan seragam para relawan kotor terkena lumpur.

Ketika ditanya, para relawan tersebut berkata sudah empat hari seragam mereka tidak dicuci. Luelert pun tergerak untuk membantu mereka.

Setiap hari, dia bakal mengumpulkan seragam tersebut pukul 21.00, dan bakal mengirimkan ke kompleks Tham Luang pukul 04.00 waktu setempat.

Dia merasa terbantu karena mempunyai pegawai dan sukarelawan lain yang sigap mencuci seragam tersebut hampir setiap malam.

Salah satunya adalah Suwan Kankeaw yang bertugas mencuci seragam pasukan elite SEAL Angkatan Laut Thailand.

Dia mengatakan hanya mencuci yang bisa dia lakukan untuk membantu meringankan perjuangan para penyelam dan militer yang mengeluarkan 13 orang dari goa.

Peran Raja Thailand Vajiralongkorn Bodindradebayavarangkun juga tidak bisa disepelekan. Sebab, dia memerintahkan pengiriman truk berisi bahan makanan.

Setiap pagi, muatan truk itu bakal dikeluarkan oleh relawan seksi konsumsi, dan kemudian dimasak menjadi hidangan sederhana bagi para relawan lapangan.

"Kami sangat senang karena raja menaruh perhatian akan operasi penyelamatan ini," tutur salah satu relawan, Rattanaporn Tupbumrung.

https://internasional.kompas.com/read/2018/07/10/13421901/kisah-para-pahlawan-penyelamat-remaja-yang-terjebak-di-goa-1

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke