Salin Artikel

Erdogan Dilantik Hari Ini, Berikut 5 Tantangan Global yang Dihadapi Turki

Upacara pengambilan sumpahnya akan dihadiri pemimpin negara dunia lainnya, termasuk Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev, Presiden Venezuela Nicolas Maduro, dan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani.

Acara yang akan digelar di Ankara juga menandai transisi pergantian presidensial yang baru, yaitu mengalihkan kekuasaan eksekutif ke tangan presiden.

Erdogan akan menghadapi berbagai tantangan dalam pemerintahannya ke depan, termasuk konflik Suriah, relasi dengan Rusia, dan migran.

Berikut, lima tantangan global yang harus dilalui oleh Erdogan dalam masa jabatan terbarunya:

Relasi dengan AS

Turki dan Amerika Serikat telah berselisih karena beberapa isu, seperti ketegangan akibat dukungan AS terhadap milisi Kurdi Suriah.

"Pemerintahan baru Erdogan akan melanjutkan negosiasi ini dengan harapan untuk memperbaiki hubungan dengan AS," kata Ozgur Unluhisarcikli, direktur German Marshall Fund AS di Ankara.

Analis meyakini, AS bersedia membuat konsesi kendati masih ada ketegangan di antara keduanya, dengan mengirimkan jet tempur siluman F-35 ke Turki bulan lalu.

Rusia

Erdogan dan rekannya dari Rusia, Vladimir Putin, telah membentuk aliansi yang semakin kuat untuk mencari perdamaian di Suriah.

Sementara, AS prihatin terhadap keputusan Turki untuk membeli sistem pertahanan S-400 asal Rusia, yang tidak kompatibel dengan sistem pertahanan NATO.

Putin, yang sering menjadi tamu Erdogan di Turki, dengan cepat memberi selamat kepadanya atas kemenangannya dalam pemilu.

Gareth Jenkins, peneliti senior Program Studi Jalan Sutra di Istanbul, mengatakan akhirnya Erdogan harus memilih antara AS dan Rusia.

"Dan dia akan menghadapi hasil dari pilihannya tersebut," ucapnya.

Sejak perang di Suriah pada 2011, Turki telah menjadi musuh kuat rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad. Negara itu mengesampingkan segala bentuk pembicaraan langsung dengan Suriah.

Namun, Turki merupakan rumah bagi 3,5 juta pengungsi asal Suriah dan berfokus pada peningkatan keamanan perbatasan, serta membantu mereka yang kehilangan tempat tinggal.

Relasi dengan Uni Eropa

Hubungan antara Turki dan Uni Eropa makin meresahkan sejak upaya kudeta yang gagal kepada Erdogan pada Juli 2016.

Saat itu, anggota Uni Eropa menyerukan agar pemerintah Turki mengeluarkan status keadaan darurat.

Namun, Turki dan Uni Eropa telah menyetujui kesepakatan pada 2016 untuk mengekang masuknya migran ke Eropa sehingga efektif membantu memperlambat jumlah kedatangan migran.

Erdogan mengejutkan negara Barat dengan mengancam akan mengirim jutaan migran ke Eropa, sebuah hal yang dikesampingkan dari perjanjian tersebut.

Ambisi global

Selama beberapa tahun terakhir, Erdogan menerapkan kebijakan luar negeri multi-vektor dan memperjuangkan Palestina, serta minoritas Muslim di seluruh dunia.

Dia menjamu beberapa pemimpin negara Muslim, termasuk awal tahun ini dalam pertemuan puncak untuk merespons keputusan AS yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Analis Jenkins memperingatkan, Erdogan bisa saja membuat kesalahan, kecuali dia mulai mempekerjakan orang yang sama-sama memahami kebijakan luar negerinya.

"Sekaligus bersedia untuk mengatakan kebenaran kepadanya daripada apa yang mereka pikir ingin dia dengar," ucapnya.

https://internasional.kompas.com/read/2018/07/09/11401771/erdogan-dilantik-hari-ini-berikut-5-tantangan-global-yang-dihadapi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke