Salin Artikel

Biografi Tokoh Dunia: Thomas Jefferson, Penulis Naskah Proklamasi AS

Dia merupakan penulis utama naskah Deklarasi Kemerdekaan AS yang diratifikasi oleh 56 delegasi dari Kongres Continental pada 4 Juli 1776.

Sempat menjadi wakil presiden, Jefferson kemudian naik menjadi Presiden ketiga AS pada periode 4 Maret 1801 sampai 4 Maret 1809.

Dilansir dari berbagai sumber, berikut merupakan biografi dari pria yang merupakan menteri luar negeri pertama Negeri "Paman Sam".

1. Masa Kecil
Jefferson lahir pada 13 April 1743 menurut penanggalan baru di Shadwell, Koloni Virginia, dan merupakan anak ketiga dari sepuluh bersaudara.

Ayahnya, Peter Jefferson, merupakan seorang pengusaha perkebunan sukses sekaligus kartografer yang meninggal saat Jefferson berusia 14 tahun.

Adapun ibunya Jane Randolph Jefferson datang dari keluarga yang cukup terkenal sebagai kapten kapal dan politisi di kalangan Koloni Virginia.

Jefferson mendapatkan pendidikan awal di rumah keluarga ibunya, Randolph, di Tuckahoe. Di usia sembilan tahun, dia masuk sekolah lokal yang dikelola Presbyterian Skotlandia.

Selama di sekolah, dia mempelajari Latin, Yunani, Perancis, menunggang kuda, sejarah, sains, maupun musik klasik.

Di masa kecilnya, Jefferson berkawan baik dengan beberapa suku asli AS, Indian. Termasuk Kepala Suku Cherokee yang terkenal, Ontassete.

Jefferson lalu masuk Perguruan Tinggi William & Mary di Williamsburg pada umur 16 tahun, dan belajar matematika, metafisika, dan filosofi di bawah asuhan Profesor William Small.

Di 1762, Jefferson lulus dari William & Mary. Kemudian dia mempelajari hukum di bawah bimbingan jaksa terkenal Virginia, dan bekerja sebagai advokat di 1767.

Dia masuk menjadi anggota Majelis Burgesses sebagai perwakilan dari Albemarle County pada periode 1769 hingga 1775.

2. Karir sebagai Politisi
Kehidupan politik Jefferson terjadi ketika perubahan besar sedang terjadi di koloni Kerajaan Inggris di Amerika.

Perang Perancis dan India yang terjadi di 1763 membuat Inggris berada di kesulitan keuangan yang begitu memprihatinkan.

Untuk menyehatkan finansial, Inggris memperkenalkan sistem pajak baru kepada koloni Amerika yang membuat mereka marah.

Pajak atas barang-barang cetak maupun kertas, dikenal sebagai Stamp Act di 1765, membuat koloni Amerika menggelorakan semangat revolusi.

Mereka menyerukan slogan "Tidak Ada Pajak Tanpa Kami Mendapat Keadilan yang Sah".

Delapan tahun kemudian, tepatnya di 16 Desember 1773, warga koloni Amerika memprotes pajak teh dengan membuang 342 peti teh ke laut.

Peristiwa yang berlangsung di Pelabuhan Boston tersebut kemudian dikenal sebagai "Pesta Teh Boston (Boston Tea Party)".

Kemudian di April 1775, milisi Amerika terlibat kontak senjata dengan pasukan Inggris di kota Lexington dan Concord di Massachusetts, yang dikenal sebagai Perang Revolusi Amerika.

Sebagai anggota dari Majelis Burgesses, Jefferson bergabung dengan kelompok radikal yang dikomandoi oleh Patrick Henry dan George Washington.

Di 1774, Jefferson merampungkan tulisan politik pertama yang membuat namanya melambung, A Summary View of the Rights of British America.

Setahun kemudian, dia menghadiri Kongres Kontinental Kedua yang memprakarsai pendirian Tentara Kontinental dengan Washington sebagai Panglima Tertinggi.


3. Menulis Deklarasi Kemerdekaan AS
Juni 1776, Kongres membentuk komite beranggotakan lima orang terdiri dari Jefferson, John Adams, Benjamin Franklin, Roger Sherman, dan Robert Livingston.

Adams sebagai salah satu anggota berpengaruh kemudian membujuk anggota komite lainnya agar mengizinkan Jefferson menulis naskah deklarasi tersebut.

"Dia merupakan talenta berbakat, dan sangat anggun menumpahkan segala ekspresinya," begitu perkataan Adams mempromosikan Jefferson.

Selama 17 hari, Jefferson menghabiskan waktu untuk menulis naskah proklamasi yang dianggap paling indah di dunia.

Dokumen itu dibuka dengan pentingnya hak asasi manusia, serta keluhan koloni terhadap Raja George III yang membuat mereka berkeinginan untuk merdeka.

Setelah ditandatangani pada 2 Agustus 1776, naskah proklamasi yang diajukan oleh Jefferson masih mengalami beberapa revisi.

Namun, terdapat kalimat yang tetap dipertahankan. "Kami memegang kebenaran bahwa semua manusia diciptakan sama. Bahwa oleh Sang Pencipta, terdapat hak yang tidak bisa dicabut di antaranya adalah hidup, kebebasan, dan kebahagiaan".

Setelah momen deklarasi, Jefferson kembali ke Virginia. Dia mengabdi sebagai anggota Virginia House of Delegates.

Selama menjadi wakil rakyat Virginia, dia berusaha merevisi hukum setempat agar sesuai dengan cita-cita AS yang dia tuangkan dalam Deklarasi Kemerdekaan.

Pada 1777, Jefferson menulis Statuta Virginia untuk Kebebasan Beragama yang mengukuhkan jaminan kemerdekaan beragama, dan memisahkan gereja serta negara bagian.

4. Menjadi Menlu Pertama, Langkah Menuju Kursi Presiden
Pada musim gugur 1789, Jefferson menerima mandat dari Presiden George Washington sebagai Menteri Luar Negeri pertama AS.

Menjadi menlu, Jefferson sering bertikai dengan Menteri Keuangan Alexander Hamilton terkait kebijakan luar negeri dan interpretasi Konstitusi AS.

Menjadi menlu kemudian memantapkan jalan Jefferson untuk memperebutkan kursi sebagai orang nomor satu Negeri "Paman Sam".

Mendirikan Partai Demokrat-Republik, Jefferson menantang John Adams pada pemilihan presiden di 1796. Namun, dia harus kalah.

Sesuai konstitusi saat itu, mendapat perolehan suara terbanyak kedua menjadikan Jefferson sebagai wakil presiden.

Dia kemudian menantang Adams kembali pada pilpres 1800, yang malah menjadikan pertarungan antara Partai Demokrat-Republik dengan Partai Federalist yang menyokong Adams.

Meski menang atas Adams, Jefferson ternyata mendapat hasil seri dengan koleganya di Demokrat-Republik, Aaron Burr.

House of Representatives kemudian memilih Jefferson sebagai presiden. Namun, agar kejadian ini tidak terulang, Kongres menelurkan Amandemen Ke-12 yang diratifikasi 1804.

5. Menjadi Presiden Ketiga AS
Jefferson dilantik sebagai presiden 4 Maret 1801. Dia merupakan presiden pertama yang dilantik di ibu kota AS kini, Washington.

Washington sebelumnya dilantik di New York pada 1789. Sementara suksesornya, Adams, dilantik pada 1797 di Philadelphia.

Salah satu pencapaian penting Jefferson adalah membeli Teritori Louisiana dari Perancis pada 1803 seharga 15 juta dolar AS.

Pembelian wilayah seluas 820.000 mil persegi termasuk Sungai Mississippi hingga Teluk Meksiko itu sukses menambah ukuran Amerika Serikat.

Di 1804, Jefferson kembali maju, dan sukses mengalahkan kandidat Federalist, Charles Pinckney melalui electoral vote 162-14 dan 70 persen popular vote.

Selama masa periode keduanya, Jefferson berusaha menjauhkan AS dari perang yang dikumandangkan Kaisar Perancis, Napoleon Bonaparte, di Eropa.

Namun, setelah Inggris dan Perancis, yang saat itu sedang perang, mengusik kapal dagang AS, Jefferson menutup pelabuhan bagi perdagangan internasional.

Langkah yang kemudian dikenal sebagai Embargo 1807 itu terbukti merupakan langkah blunder Jefferson karena menggerus perekonomian AS.

Embargo kemudian memutuskan untuk tidak mencalonkan diri pada Pilpres 1808. Posisinya digantikan James Madison yang merupakan kolega sesama Virginia.


6. Kematian
Setelah tidak menjadi presiden, Jefferson menghabiskan masa tuanya di Monticello, di mana dia berkebun, membaca, bermain musik, atau belajar arsitektur.

Dia membantu pembentukan Universitas Virginia yang mulai melaksanakan kegiatan perkuliahan perdananya pada 1825.

Jefferson terlibat dalam kurikulum, mendesain bangunan kampus. Tidak seperti universitas AS pada masa itu, Universitas Virginia menerima mahasiswanya tanpa memandang agamanya.

Jefferson meninggal dalam usia 83 tahun di Monticello pada 4 Juli 1826, tepat ketika Deklarasi Kemerdekaan AS disetujui.

Kebetulan, Adams yang pernah menjadi sekutu lalu berubah menjadi lawan politiknya juga meninggal pada hari yang sama, dan dimakamkan di Monticello.

https://internasional.kompas.com/read/2018/07/04/21472291/biografi-tokoh-dunia-thomas-jefferson-penulis-naskah-proklamasi-as

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke