Salin Artikel

Wanita AS Berusia 85 Tahun Menjadi Relawan Kemanusiaan di Jalur Gaza

Mereka yang peduli, rela melakukan segala hal demi sekadar memberi bantuan dan meringankan beban para korban.

Di antaranya Freedom Flotilla, gerakan kemanusiaan yang memberangkatkan para sukarelawan langsung menuju lokasi konflik di Gaza. Banyak di antara mereka merupakan relawan asing dari berbagai negara.

Di antara para relawan asing tersebut terdapat seorang perempuan AS yang telah berusia 85 tahun.

Barbara, merupakan seorang dokter, dia berasal dari California dan kini dirinya telah hampir 10 tahun berjuang di Palestina, memberi bantuan kepada warga yang menjadi korban kebrutalan Israel.

Dia merupakan dokter spesialis kebidanan di AS dan pernah menjadi relawan di sejumlah negara Amerika Latin bersama suaminya.

"Saya tiba dari California pada 17 Mei untuk bergabung dengan tim Freedom Flotilla, bersama dengan puluhan orang dari berbagai negara."

"Saya adalah ibu dari banyak anak-anak dan nenek bagi lebih banyak lagi, namun di atas itu semua, saya hanyalah seorang manusia, dan kita saat ini sedang menghadapi bencana kemanusiaan di Gaza," kata Barbara kepada The New Arab.

"Orang-orang di AS tidak terlalu peduli dengan apa yang terjadi di luar negara mereka dan saya tidak pernah terkesan dengan kebijakan pemerintah terhadap kawasan Arab," tambahnya.

Bagi Barbara, apa yang terjadi di Palestina adalah isu kemanusiaan dan meyakini siapa pun yang memiliki kemampuan untuk membantu rakyat Palestina keluar dari penderitaan maka dia bertanggung jawab untuk melakukannya.

"Isu Palestina harus menjadi salah satu menjadi tanggung jawab seluruh umat manusia."

"Setiap orang yang merasa diri mereka adalah bagian dari kemanusiaan bertanggung jawab untuk melakukan apa yang mereka mampu demi menyoroti ketidakadilan yang terjadi."

"Orang-orang harus berusaha merebut kembali walau hanya sebagian kecil keadilan yang hilang dalam penjara yang disebut Gaza," kata Barbara.

Empat armada Freedom Flotilla telah berlayar menantang blokade yang diberlakukan Israel selama satu dekade dan memasuki wilayah Jalur Gaza pada Mei lalu.

Salah satu kapal, yang bernama Al-Awda, berlayar dari Norwegia dan bergabung dengan tiga kapal lain di Kopenhagen, Denmark, sebelum melanjutkan perjalanan menyusuri pelabuhan Eropa yang membawa mereka berakhir di Jalur Gaza.

Al-Awda, bahasa Arab yang berarti pembebas, diberi nama untuk memperingati 70 tahun Nakbah, bencana kemanusiaan yang memaksa 700.000 warga Palestina meninggalkan tempat tinggal mereka karena pendudukan Israel.

Tahun ini, kapal relawan itu datang beberapa minggu usai bentrokan di perbatasan Gaza yang telah menewaskan lebih dari 60 orang warga Palestina.

"Blokade di Gaza sudah lebih dari 10 tahun berlalu. Ini adalah pelanggaran berat terhadap hukum internasional yang dapat disebut sebagai kejahatan kemanusiaan," kata Mikkel Gruner, warga Denmark, yang turut dalam rombongan kapal relawan.

Jadwal keberangkatan armada kapal relawan itu tetap dirahasiakan demi mencegah adanya gangguan. Pernah suatu ketika, keberangkatan armada terkendala karena gangguan teknis, diyakini sebagai sabotase.

https://internasional.kompas.com/read/2018/06/29/18005591/wanita-as-berusia-85-tahun-menjadi-relawan-kemanusiaan-di-jalur-gaza

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke