Salin Artikel

Studi: Terdapat 1 Miliar Senjata Api di Dunia, Bagaimana di Indonesia?

Dilansir The Guardian Selasa (19/6/2018), lembaga pengawas senjata Small Arms Survey melakukan penelitian terhadap 230 negara.

Penelitian mencakup seluruh jenis senjata api yang terdiri dari pistol, senapan, karabin, senapan serbu seperti AR-15, hingga senapan mesin ringan.

Hasilnya, dilaporkan terdapat 1 miliar senjata di seluruh dunia, dan mengalami peningkatan sebesar 17 persen dibandingkan 10 tahun terakhir.

Dari 1 miliar itu, 85 persen atau 857 juta senjata dimiliki oleh rakyat sipil baik individu, perusahaan keamanan swasta, hingga anggota geng.

Kemudian dua persen atau 23 juta dipunyai oleh aparat penegak hukum negara. Sementara sisanya, yakni 133 juta, dimiliki militer.

Sebagai perbandingan pada 2007, terdapat 857 juta di seluruh dunia, dengan 650 juta di antaranya dipunyai kalangan sipil.

Adapun The Independent mewartakan, 40 persen dari total senjata itu, tepatnya 393 juta, dipunyai warga Amerika Serikat (AS).

Peneliti senior Small Arms Survey Aaron Karp berkata, sepanjang 2006-2017, rakyat AS memiliki 122 juta senjata baru dari total 207 juta.

Karp menjelaskan, jika dirata-rata, setiap 100 warga AS mempunyai 121 juta senjata api. Kemudian di posisi kedua Yaman (53 per 100 warga).

Kemudian Montenegro dan Serbia mempunyai 39 senjata api per 100 warga, dan disusul Kanada dengan jumlah 35 per 100 warga.

Bagaimana Indonesia? Bersama Jepang dan Malawi, rata-rata kepemilikan senjata api di Tanah Air adalah satu per 100 warga.

Namun, jika yang dijadikan patokan adalah jumlah keseluruhan senjata, maka di posisi kedua setelah AS adalah India (71 juta), dan China (50 juta).

Dalam konferensi pers di markas besar PBB di New York, Karp menjelaskan setiap tahun, warga sipil AS membeli 14 juta senjata api baru.

Dia melihat hukum kepemilikan senjata yang lunak sebagai pelakunya. Banyak senjata yang dipunyai tidak teregistrasi.

"Mengapa mereka membeli, itu hal lain. Yang jelas, warga AS membeli karena mereka bisa. Hukum di sini sangat permisif," kata Karp.

Banyaknya senjata yang tak teregistrasi dikatakan Karp terjadi karena ada negara bagian yang hukumnya lunak untuk mendaftarkan senjata baru.

"Negara bagian yang terbilang ketat itu adalah New York dan Connecticut. Selain itu, ada tempat di mana Anda bisa datang, dan melenggang setelah membeli senjata," paparnya.

Karena banyaknya senjata api, 64 persen pembunuhan di AS pada 2016 menggunakan benda tersebut merunut majalah investigasi Mother Jones.

Mother Jones kembali melansir sejak 1982, dilaporkan terdapat 90 penembakan massal di mana korban tewasnya lebih dari tiga orang.

"Pemerintah harus tegas dalam hukum pendaftaran senjata maupun mengawasi peredarannya," kata pakar perdagangan senjata asal Inggris, Martin Drew.

https://internasional.kompas.com/read/2018/06/20/17315331/studi-terdapat-1-miliar-senjata-api-di-dunia-bagaimana-di-indonesia

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke