Salin Artikel

Tragedi Jebolnya Bendungan di Kenya Tewaskan 41 Orang

Setelah musim kemarau yang berat melanda wilayah di Kenya, hujan deras yang turun dalam beberapa pekan terakhir menyebabkan banjir dan tanah longsor dengan korban tewas menjadi 172 orang.

Sementara, bendungan Patel yang digunakan untuk irigasi dan ternak ikan jebol pada Rabu (9/5/2018) malam di Solai, tak jauh dari kota Nakuru di Lembah Rift.

"Sudah ada 41 orang yang tewas dalam tragedi ini," kata kepala polisi regional Gideon Kibunjah kepada AFP.

Dia menambahkan, 20 korban tewas di antaranya merupakan anak-anak. Sementara, pencarian korban masih terus dilakukan.

"Ini sebuah bencana karena sebagian besar penduduk sedang tidur ketika bencana terjadi dan rumah mereka tersapu," ucap Kibunjah.

Sebanyak 36 orang juga telah dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani perawatan.

Salah satu korban selamat, Ngungi Njoroge, mengatakan dia dan keluarganya sedang makan malam ketika gelombang air dari bendungan yang jebol menyapu rumahnya.

"Saya bersama orangtua dan adik saya. Saya tidak tahu di mana mereka sekarang. Saya tersapu air, tapi saya beruntung berpegangan pada pohon sampai air surut," katanya dari tempat tidur rumah sakit.

Sementara, seorang korban selamat lain, Miriam Karimi, tidak bisa menemuka tiga anaknya, termasuk yang berusia 4 tahun.

"Kami mendengar suara ribut, kami pikir itu hujan deras. Saya sangat bingung. Saya berharap mereka masih hidup," ujarnya.

Palang Merah Kenya memperkirakan sekitar 500 keluarga terdampak bencana jebolnya bendungan Patel.

https://internasional.kompas.com/read/2018/05/11/09073281/tragedi-jebolnya-bendungan-di-kenya-tewaskan-41-orang

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke