Salin Artikel

Hari Ini dalam Sejarah: Akhir Kekuasaan Napoleon di Perancis

Namun, pada akhirnya Napoleon tak kuasa menahan gempuran beberapa negara yang bergabung untuk melawannya.

Sang Kaisar Perancis itu akhirnya menyerah dengan menandatangani Perjanjian Fontainebleau pada 11 April 1814 yang berujung pada pembuangannya di Pulau Elba.

Dalam Perang Koalisi Ke-6 (1812-1814), sebuah persekutuan antara Austria, Prussia, Swedia, Inggris, serta beberapa negara bagian Jerman sukses memukul mundur pasukan Perancis dari Jerman pada 1813.

Setahun kemudian, Inggris, Spanyol, dan Portugal melakukan invasi ke Perancis melalui Pegunungan Pyrenees.

Di saat yang sama Rusia, Austria, dan para sekutunya menyerbu Perancis dengan menyeberangi Sungai Rhine.

Setelah Pertempuran Paris pada 30-31 Maret 1814, pasukan Perancis menyerah dan memaksa Napoleon untuk bernegosiasi dengan negara-negara koalisi.

Usai memenangkan pertempuran negara-negara koalisi mengatakan mereka menegaskan menghormati integritas Perancis tetapi yang ingin lagi berurusan dengan Napoleon.

Negara-negara koalisi mengatakan tetap menghormati Perancis sebagai negara besar dan meminta senat menunjuk pemerintahan sementara yang akan mengendalikan urusan administrasi dan membentuk konstitusi baru bagi rakyat Perancis.

Pada 1 April 1814, Tsar Rusia Alexander I  bertemu dengan senat conservateur, sebuah lembaga yang berperan sebagai penasihat pemerintah Perancis.

Pada intinya, Rusia menawarkan hal yang sama seperti disampaikan negara-negara koalisi sehari sebelumnya.

Sebagai bentuk itikad baik, Rusia akan membebaskan 150.000 tahanan perang Perancis yang ditahan sejak Napoleon melakukan invasi ke Rusia pada 1812.

Pada 2 April 1814, Senat Perancis menyetujui persyaratan yang diajukan negara-negara koalisi dan mengesahkan resolusi untuk menyingkirkan Napoleon.

1. Napoleon Bonaparte dicopot dari tahta dan menghilangkan hak suksesi keluarganya.

2. Rakyat dan tentara Perancis tidak lagi terikat sumpah setia terhadap Napoleon.

3. Dekrit ini harus disampaikan ke departemen-departemen dan militer serta diproklamirkan di seluruh wilayah ibu kota.

Kabar pemecatannya sebagai Kaisar Perancis tiba di telinga Napoleon yang sedang berada di Istana Fontainebleau.

Sementara itu, pasukan koalisi menegaskan bahwa mereka memiliki masalah dengan Napoleon bukan dengan rakyat Perancis.

Saat itu, Napoleon masih menganggap koalisi sekadar menggertak dan dia hanya mau menyerahkan tahtanya kepada sang putra dengan Ratu Marie-Louis berperan sebagai wali negeri.

Napoleon kemudian mengajukan hal terkait penyerahan kekuasaan bersyarat ini kepada Koalisi.

"Negara Koalisi sudah menyatakan Kaisar Napoleon adalah penghalang utama terciptanya perdamaian di Eropa, (maka) Kaisar Napoleon, sesuai sumpahnya, siap turun tahta, meninggalkan Perancis, dan kehidupan demi kebaikan negara, yang tak bisa dilepaskan dari hak putranya, wewenang Ratu, serta keberlangsungan hukum dan kekaisaran"

Saat perwakilan Napoleon sedang mengirimkan pesan itu, dia mendengar salah seorang jenderalnya Auguste Marmont menyatakan kekalahan sudah tak terelakkan.

Tak lama kemudian, negara-negar a Koalisi yang sudah enggan berurusan dengan Napoleon tak mau berkompromi dan menolak tawaran Napoleon.

Dengan penolakan itu ditambah tak ada pilihan lain di sisi kemiliteran, Napoleon akhirnya tak memiliki opsi yang lebih baik selain menyerah.

Selama beberapa hari selanjutnya, dengan kekuasaan Napoleon atas Perancis secara praktis sudah berakhir maka kesepakatan resmi dinegosiasikan dan diteken para utusan Napoleon di Paris pada 11 April 1814 dan diratifikasi Napoleon dua hari sesudahnya.

Kesepakatan itu terdiri atas 21 pasar yang melucuti seluruh kewenangan Napoleon sebagai Kaisar Perancis.

Namun, Napoleon dan istrinya, Marie-Louis masih diizinkan menyandang gelar kekaisarannya. Selain itu, semua keturunan dan anggota keluarga Napoleon dilarang memiliki kekuasaan di Perancis.

Napoleon juga harus menyerahkan semua hak miliknya ke pemerintah Perancis, menyerahkan semua kekayaannya, dan hanya diperkenankan membawa 400 orang sebagai pengawal pribadinya.

Setelah dilucuti kekuasaannya Napoleon dibuang ke Pulau Elba, sebuah pulau berpenduduk 12.000 orang di Laut Tengah, 20 kilometer dari pesisir Tuscany, Italia.

Beberapa bulan di pembuangan Napoleon mendengar mantan istrinya, Josephine meninggal dunia di Perancis.

Kabar itu sangat menghancurkan hati Napoleon yang karena begitu sedih enggan meninggalkan kamarnya selama dua hari.

Terpisah dari istri dan putranya yang kembali ke Austria, tak lagi menerima tunjangan yang dituangkan dalam Perjanjian Fontainebleu, ditambah kabar yang menyebut dirinya akan dibuang ke sebuah pulau terpencil di Samudera Atlantik, membuat Napoleon bergerak.

Dia kemudian berhasil kabur dari Pulau Elba bersama 700 orang anak buahnya pada 26 Februari 1815, kembali ke Perancis dan kembali berupaya menguasai Eropa.

https://internasional.kompas.com/read/2018/04/11/12222831/hari-ini-dalam-sejarah-akhir-kekuasaan-napoleon-di-perancis

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke