Salin Artikel

AS Bantah Terlibat dalam Serangan Rudal di Pangkalan Militer Suriah

Dilansir dari AFP, sebelum serangan rudal menerjang pangkalan militer, pemerintah Amerika Serikat memperingatkan pemerintah Suriah atas dugaan penggunaan bahan kimia untuk menghancurkan kelompok pemberontak, yang juga menewaskan warga sipil.

"Mati dan terluka dalam serangan rudal di bandara Tayfur," tulis kantor berita SANA, mengutip sumber militer.

Serangan di pangkalan udara yang terletak di Homs itu terjadi setelah internasional mengecam serangan pada Sabtu lalu di wilayah pemberontak di Douma, Ghouta Timur.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan AS alias Pentagon menyatakan, tidak melakukan serangan udara di Suriah.

"Kami terus memantau situasi dan mendukung upaya diplomatik untuk menahan siapa saja yang menggunakan senjata kimia, di Suriah dan sebaliknya, harus bertanggung jawab," ucap juru bicara Pentagon.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump memberikan peringatan keras kepada pemerintah Suriah terkait dugaan penggunaan gas beracun dalam serangan di wilayah pemberontak.

"Banyak yang tewas, termasuk perempuan dan anak-anak, dalam serangan kimia yang tanpa pertimbangan di Suriah," kicau Trump.

Pria berusia 71 tahun itu mengecam rezim Presiden Suriah Bashar Al-Assad dan Presiden Rusia Vladimir Putin yang merupakan sekutu penting pemerintah Suriah.

"Presiden Putin, Rusia, dan Iran bertanggung jawab karena mendukung Assad. Harganya besar," katanya.

Awalnya, media di Suriah mencurigai serangan di pangkalan militer dilakukan oleh AS.

Pada April 2017, AS pernah menembakkan 59 rudal jelajah Tomahawk di lapangan udara militer Shayrat Suriah sebagai tanggapan atas serangan senjata kimia di kota yang dikuasai pemberontak, Khan Sheikhoun.

Serangan terbaru militer Suriah yang memukul area pemberontak di Ghouta Timur, Suriah, menyebabkan sekitar 70 warga sipil tewas dalam waktu sekitar 24 jam.

Belasan orang dilaporkan mengalami masalah pernapasan di Douma, daerah kantong terakhir yang dikuasai pemberontak di Ghouta Timur.

Tim penyelamat meyakini pasukan negara yang dipimpin Presiden Bashar Al-Assad itu telah menggunakan gas klorin beracun.

Video yang dirilis oleh pertahanan sipil Suriah atau Helm Putih menunjukkan banyak pria, perempuan, dan anak-anak dalam keadaan tak berdaya di sebuah rumah, banyak yang mengeluarkan busa dari mulut mereka.

Suriah dan Rusia menyangkal telah menggunakan bahan kimia dalam serangan tersebut, dan kini telah mencapai kesepakatan dengan pemberontak untuk melakukan evakuasi terhadap warga sipil.

Dewan Keamanan PBB diperkirakan akan melakukan pembicaraan menanggapi insiden di Suriah pada hari ini.

https://internasional.kompas.com/read/2018/04/09/10143161/as-bantah-terlibat-dalam-serangan-rudal-di-pangkalan-militer-suriah

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke