Salin Artikel

Biografi Tokoh Dunia: Emilio Aguinaldo

Dia merupakan presiden pertama dan termuda Filipina, yang menjabat pada 23 Januari 1899 hingga 23 Maret 1901.

Selain itu, Aguinaldo merupakan presiden pertama pemerintahan republik konstitusional di Benua Asia.

Aguinaldo memimpin Filipina melawan Spanyol dalam Revolusi Filipina (1896-1898), dan Amerika Serikat (AS) pada 1899-1901.

1. Masa Kecil
Emilio Aguinaldo y Famy lahir pada 22 Maret 1869 di Cavite el Viejo (sekarang Kawit) dari pasangan Carlos Jamir Aguinaldo dan Trinidad Famy-Aguinaldo.

Dipanggil Miong, Aguinaldo merupakan anak ketujuh dari delapan bersaudara. Sang ayah wafat ketika dia baru berusia sembilan tahun.

Oleh Trinidad Famy, Aguinaldo dikirim ke sekolah umum Colegio de San Juan de Letran di Manila. Namun, pendidikannya tidak tuntas setelah wabah kolera merebak pada 1882.

Aguinaldo kemudian pulang ke Kawit, dan mulai berpartisipasi atas ketidakpuasan rakyat Filipina atas peraturan kolonial Spanyol.

Pada 1 Januari 1895, Aguinaldo menjadi Freemason dengan bergabung bersama Pilar Lodge No 203, dan mendapat panggilan "Colon".

Ketika dia menjadi presiden, Aguinaldo sempat mengatakan kalau kemenangan dalam Revolusi Filipina terjadi karena Masonry.

2. Kemerdekaan dari Spanyol
7 Maret 1895, Aguinaldo bergabung dengan Katipunan, sebuah organisasi rahasia yang dipimpin oleh Andres Bonifacio, yang menitikberatkan kemerdekaan Filipina melalui perjuangan bersenjata.

Aguinaldo menggunakan nama perang Magdalo, sebagai bentuk penghormatannya terhadap Maria Magdalena, dan membentuk cabang Katipunan di Cavite bernama Sangguniang Magdalo.

Revolusi Filipina yang digencarkan Katipunan mulai terjadi pada Agustus 1896 di San Juan del Monte.

Di saat Bonifacio menempuh perjuangan gerilya, Aguinaldo dan pengikutnya berhasil mengusir Spanyol dari Cavite lewat pertempuran terbuka.

Pada 1897, Bonifacio deksekusi sehingga Aguinaldo mengambil kekuasaan penuh dalam revolusi menggulingkan Spanyol.

Desember 1897, Aguinald mencapai kesepakatan dengan Spanyol di Biak-na-Bato. Pemberontak berjanji untuk melucuti senjatanya dan mengasingkan diri ke Hong Kong.

Sebagai gantinya, Spanyol harus memberi pengampunan, ganti rugi, serta memberi kebebasan pemerintahan kepada Filipina.

Meski begitu, kedua belah pihak nampaknya tidak benar-benar menghormati perjanjian tersebut.

Pemerintah Spanyol tidak menepati seluruh janji yang mereka utarakan. Di sisi lain, kelompok pemberontak tidak berniat untuk melucuti senjata mereka.

Faktanya, Aguinaldo menggunakan uang kompensasi yang diberikan Spanyol untuk membeli tambahan senjata.

Selain itu, dari Hong Kong, Aguinaldo juga membuat kesepakatan rahasia untuk membantu AS dalam Pertempuran Spanyol-AS di 1898.

Karena tidak ada tanda-tanda Spanyol bakal memberi kemerdekaan, Aguinaldo kembali ke Cavite, dan mulai membentuk pemerintahan provisional.

Setelah bertemu dengan Kongres, dan merumuskan konstitusi, pada 12 Juni 1898, Aguinaldo mendeklarasikan berdirinya Republik Filipina.

Deklarasi Aguinaldo mengakhiri masa penjajahan Spanyol di Filipina selama 400 tahun. Kemudian di 23 Januari 1899, Aguinaldo dilantik menjadi presiden pertama Filipina.


3. Perang AS-Filipina
Meski memproklamasikan kemerdekaan Filipina, perjuangan Aguinaldo masih belum selesai.

Sebab, buntut kekalahan Spanyol, dalam Perjanjian Paris 10 Desember 1898, Spanyol menyerahkan Filipina, Guam, dan Puerto Rico ke AS.

Negeri "Paman Sam" tidak mengakui kemerdekaan Filipina, dan dua pekan setelah Aguinaldo dilantik, tentara Filipina yang berada di pos Jembatan San Juan dibunuh oleh AS.

5 Februari 1899, Perang Manila berkecamuk. Perjuangan yang dilakukan pasukan Filipina tidak bisa menembus pertahanan AS yang didukung senjata canggih.

Aguinaldo terpaksa menyingkir dari Manila menuju ke utara Luzon. Di 13 November 1899, dia mengumumkan Filipina bakal menggunakan taktik gerilya.

Dua tahun kemudian, tepatnya pada 23 Maret 1901, pasukan Pengintai Macabebe di bawah pimpinan Jenderal Frederick Funston menangkap Aguinaldo di Palanan, Provinsi Isabela.

19 April 1901, Aguinaldo menyatakan sumpah kesetiaan kepada AS, sekaligus mengakhiri Republik Filipina, dan mengukuhkan kedaulatan AS di sana.

4. Pasca-lengser
Selama masa pendudukan AS, Aguinaldo tidak lupa dengan rekan-rekannya yang berjuang dalam revolusi melawan Spanyol.

Dia mendirikan Asosiasi Veteran Revolusi, yang membantu anggotanya mendapat pensiun, atau ditempatkan sebagai abdi pemerintah.

Pada 1935, ketika Persemakmuran Filipina didirikan sebagai persiapan mengembalikan kemerdekaan bagi Filipina, Aguinaldo mencalonkan diri.

Namun, dia kalah dalam pemilihan dari Manuel L Quezon. Enam tahun berselang, keduanya berekonsiliasi ketika Presiden Quezon memutuskan memindahkan Hari Bendera ke 12 Juni, untuk mengenang proklamasi kemerdekaan Filipina.

Di 1950, Presiden Elpidio Quirino mendapuk Aguinaldo sebagai anggota Dewan Negara Filipina seumur hidup.

5. Kematian
Aguinaldo meninggal pada 6 Februari 1964 dalam usia 94 tahun di Quezon City karena serangan jantung.

Setahun sebelum wafat, Aguinaldo mengumumkan bakal mendonasikan rumah dan segala barangnya kepada pemerintah.

Manila kemudian menjadikan rumahnya sebagai tempat sakral untuk mengenang segala jasa dan perjuangannya saat Revolusi 1898.

https://internasional.kompas.com/read/2018/03/22/18150071/biografi-tokoh-dunia-emilio-aguinaldo

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke