Salin Artikel

Perpustakaan Bus Jadi Hiburan Baru bagi Anak-anak di Afghanistan

Proyek perpustakaan bus berwarna biru yang dipenuhi buku bacaan untuk anak-anak itu merupakan digagas oleh perempuan 25 tahun bernama Freshta Karim, pemilik gelar master bidang kebijakan publik dari Universitas Oxford, Inggris.

Lewat perpustakaan bergerak itu, Karim ingin memberikan kepada anak-anak, sesuatu yang tidak didapatkannya semasa kecil, yakni kesempatan memperluas cakrawala dan terbebas dari bayang-bayang perang serta kemiskinan.

Karim telah mengawali misinya dengan membuka kelompok membaca untuk anak-anak di rumahnya pada dua tahun lalu. Namun dia ingin agar lebih banyak anak mendapatkan kesempatan membaca.

"Saya tidak tahu berapa banyak dari kita yang bisa melupakan penderitaan yang diberikan perang kepada kita. Mungkin anak-anak masih terlalu muda untuk memikirkannya, tapi saya merasa mereka menyadarinya," kata Karim.

"Karenanya saya berharap program ini memberikan mereka kesempatan untuk melupakannya," tambahnya.

Dilansir dari Associated Press, proyek perpustakaan bus yang diberi nama Charmaghz itu sudah berjalan sekitar dua pekan. Bahkan, tanggapan anak-anak melebihi ekspektasinya.

"Kami tidak pernah menyangka anak-anak akan sangat menyukainya dan penerimaan orang-orang membuat kami takjub," kata Karim.

Data dari organisasi Save the Children, hampir sepertiga anak-anak di Afghanistan tidak pernah mendapatkan kesempatan merasakan bangku sekolah.

Tak hanya itu, mereka juga rentan menjadi pekerja anak, bahkan direkrut oleh kelompok bersenjata. Sebagian lainnya menikah dini atau mengalami bentuk eksploitasi lainnya.

"Banyak sekolah yang bahkan tidak memiliki bangunan fisik. Apalagi sebuah perpustakaan. Berbicara tentang perpustakaan adalah kemewahan," ujar Karim.

Perpustakaan bus tersebut memiliki ratusan koleksi buku, kebanyakan dalam bahasa Dari dan Pashto, dua bahasa utama yang digunakan di Afghanistan.

Perpustakaan bus itu juga bergantung pada donasi untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar dan dapat beroperasi setiap harinya.

Dalam menjalankan perpustakaan bus itu, Karim tidak sendirian. Dia dibantu beberapa rekan mahasiswa lainnya. Salah satunya Siyam Barakati (21) yang bertugas sebagai pembaca cerita untuk anak-anak kecil yang belum bisa membaca dengan lancar.

"Sangat menyenangkan bisa bersama anak-anak. Saat bersama mereka, untuk beberapa saat saya bisa melupakan hal lainnya. Benar-benar menyenangkan," kata Siyam.

Bagi anak-anak, perpustakaan bus itu membawa dunia baru. Sameer, yang berusia 10 tahun, merasa buku kini adalah teman barunya.

"Saya senang membaca buku di sini dan belajar sesuatu darinya. Lalu ketika saya pulang ke rumah, saya bisa menceritakan kisahnya kepada saudara perempuan saya, dan saya bisa belajar lebih banyak," ujarnya.

https://internasional.kompas.com/read/2018/03/19/12200091/perpustakaan-bus-jadi-hiburan-baru-bagi-anak-anak-di-afghanistan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke