Menangkan Gugatan, Pemenang Lotre Rp 7 Triliun di AS Tetap Anonim

Dari yang hidup biasa-biasa saja, kini semua orang mengenal Anda. Dengan begitu, perubahan dalam sekejap mata bisa membuat Anda tak nyaman.

Itulah yang diperjuangkan oleh seorang perempuan pemenang lotre senilai 559,7 juta dollar AS atau Rp 7 triliun di Amerika Serikat dengan nama samaran Jane Doe.

Sebelumnya, dia diliputi dilema antara menerima uang itu dan mengungkap identitas aslinya. Sementara, pihak penyelenggara undian memiliki aturan untuk merilis nama pemenangnya kepada publik.

Doe pantang menyerah. Pemenang undian Powerball di New Hampshire itu mengajukan tuntutan ke pengadilan agar identitasnya tetap anonim, tapi tetap mendapatkan uang lotre.

Hasilnya, pada Senin (12/3/2018), dia memenangkan gugatan dan hakim memberinya hak untuk tetap anonim.

Komisi lotre memiliki aturan untuk mengungkap nama pemenang, kota, dan membuat pengumuman kepada publik. Jane Doe juga telah menandatangani kesepakatan itu saat membeli tiket undian.

Namun, dia mengklaim, aturan tersebut baru diketahuinya setelah menandatangani kesepakatan sehingga dia mampu meyakinkan hakim.

"Dia naik turun, tapi sekarang dia bisa hidup dengan normal," kata pengacara Doe, William Shaheen.

Dia mengatakan, Doe berasal dari Merrimack, sekitar 40 km dari selatan Concord. Dia membeli tiket lotre di Pasar Reeds Ferry di kota itu untuk pengundian pada 6 Januari lalu.

Pakar perencana keuangan Betterment, Nick Holeman, mengatakan, keputusan pemenang lotre untuk tidak mengungkap identitasnya merupakan hal yang masuk akal.

Ketika memenangkan undian, seseorang mengalami momen perubahan hidup dalam seketika yang ternyata justru juga menjadi tantangan.

Menurut dia, pengungkapan identitas pemenang dapat memicu tindak kejahatan.

"Saya akan merekomendasikan (pemenang lotre) untuk tidak merilis identitasnya," katanya.

Laporan dari Certified Financial Planner Board of Standards menyebutkan, pemenang lotre biasanya akan bangkrut dalam tiga hingga lima tahun.

Hampir sepertiga pemenang lotre menyatakan kebangkrutan karena alasan perencanaan keuangan yang buruk.