Dilansir dari Times of India, Selasa (6/3/2018), kebanyakan kucing besar tersebut mati karena diburu untuk diambil kulitnya dan beberapa bagian tubuh lainnya.
Lembaga perlindungan satwa liar India (WPSI) menyatakan, hanya 12 ekor macan tutul yang mati secara alami. Sementara, ada 23 kasus kematian macan tutul yang ditemukan tanpa tengkorak dan cakar.
"Angkanya tinggi. Ini merupakan permulaan yang buruk bagi konservasi satwa liar," kata Kepala Program WPSO Tito Joseph.
WPSI mencatatkan, ada 8 macan tutul yang mati karena kecelakaan di jalan dan tertabrak kereta pada Januari dan Februari 2018.
Lima ekor lainnya dibunuh oleh penduduk desa dan 7 ekor mati karena bertarung dengan macan tutul lainnya.
Dua ekor macan tutul juga dilaporkan mati saat menjalani operasi dan perawatan. Sementara, satu ekor ditembak mati petugas kepolisian di Lucknow.
Namun, empat ekor macan tutul berhasil diselamatkan dari penyelundup.
Kendati macan tutul India masuk dalam daftar hewan terancam punah, masih banyak yang mengabaikan upaya konservasi.
Tahun lalu, sebanyak 131 ekor macan tutul tercatat mati. Dalam sensus macan tutul pertama di India pada 2014, populasinya mencapai 7.910 ekor.
Hewan karnivora tersebut juga terdeteksi hidup di habitat kucing besar lainnya, harimau, di seluruh wilayah di India.
https://internasional.kompas.com/read/2018/03/06/12071911/selama-dua-bulan-93-macan-tutul-di-india-ditemukan-mati