Salin Artikel

Hari Ini dalam Sejarah: Adolf Hitler Membangun Kembali Luftwaffe

Dalam dekrit yang sama, Hitler menunjuk Hermann Goering, pahlawan Perang Dunia I sebagai komandan angkatan udara yang baru dibentuk kembali itu.

Salah satu poin dalam Perjanjian Versailles yang mengakhiri Perang Dunia I adalah melarang Jerman membentuk kembali angkatan udara.

Namun, pada 1926 organisasi penerbangan sipil Jerman Lufthansa dibentuk dan memberi pelatihan pada para pemuda yang kelak menjadi pilot-pilot AU Jerman.

Setelah berkuasa pada 1933, Hitler diam-diam mulai membentuk angkatan udara dan menunjuk Goering sebagai menteri angkatan udara.

Dalam Perang Dunia I, Goering menjadi komandan skuadron tempat salah satu pahlawan perang Jerman, Manfred von Richthofen alias Red Baron bertugas.

Pada Februari 1935, secara resmi Hitler membentuk Luftwaffe sebagai sebuah langkah besar untuk mempersenjatai kembali Jerman.

Pembentukan Luftwaffe ini amat hati-hati dan disamarkan sehingga tak memunculkan kecurigaan negara-negara musuh Jerman.

Saat itu, belum diketahui komposisi dan ukuran unit-unit Luftwaffe. Namun, saat Inggris mengumumkan sedang memperkuat angkatan udaranya (RAF), Hitler juga mengungkapkan hal serupa.

Saat langkah Jerman mempersenjatai diri mencapai titik yang mengkhawatirkan, Inggris dan Perancis mengajukan protes tetapi Jerman mengabaikannya dan terus memproduksi alat perang.

AU Jerman juga tumbuh amat cepat dan negeri itu mampu memproduksi pesawat tempur Me-109 yang jauh lebih canggih dibanding pesawat tempur buatan Inggris, Perancis atau Rusia.

Kemampuan tempur Me-109 diuji dalam Perang Saudara Spanyol. Saat itu, pilot-pilot Jerman mencoba sebuah formasi serangan udara baru dengan sasaran kota kecil Guernica.

Serangan udara Jerman yang dilakukan pada April 1937 itu amat brutal dan menewaskan lebih dari 1.000 orang warga kota.

Taktik ini m enggunakan divisi panser yang menusuk masuk ke dalam wilayah musuh dan di saat yang sama pesawat-pesawat pengebom tukik akan menghancurkan jaringan logistik dan komunikasi musuh sehingga menimbulkan kepanikan.

Saat Perang Dunia II pecah pada 1939, Luftwaffe sudah memiliki 1.000 unit pesawat tempur dan 1.050 pesawat pengebom.

Polandia, Denmark, Norwegia, Belanda, Belgia, dan Perancis semua jatuh dengan cepat akibat taktik blitzkrieg itu.

Setelah Perancis menyerah, Jerman mengarahkan pasukan udaranya ke Inggris dengan harapan bisa menghancurkan persiapan RAF untuk mempermudan invasi ke Inggris.

Sejarah berkata lain. Dalam pertempuran yang kemudian dikenal dengan "The Battle of Britain", AU Inggris meski kalah jumlah sukses mengalahkan Luftwaffe.

Andalan Inggris saat itu adalah teknologi radar yang canggih di masanya dan pesawat terbaru yaitu Spitfire yang amat lincah sehingga bisa mengatasi pesawat-pesawat Jerman.

Jerman mengalami kerugian cukup besar, sebab setiap satu Spitfire yang bisa ditembak jatuh, Jerman juga kehilangan dua pesawatnya.

Kerepotan menghadapi kegigihan Inggris, Hitler mengubah strategi. Dia kemudian membatalkan rencana invasi dan menhujani London dengan bom dengan harapan pemerintah Inggris akan menyerah.

Sayangnya, rencana ini tak berhasil, karena Luftwaffe kekurangan pesawat pengebom jarak jauh. Dan pada awal 1941, "Battle of Britain" berakhir dengan kekalahan Jerman.

Inggris sudah memberi kekalahan pertama bagi Luftwaffe dan pada akhir 1941, Hitler memerintahkan invasi ke Uni Soviet, yang berakhir bencana bagi militer Jerman.

Di saat Hitler bersikukuh untuk menaklukkan Rusia yang gigih melawan, kekuatan Luftwaffe terus tergerus dan akhirnya kehilangan kendali atas Eropa, apalagi serangan udara Inggris dan AS semakin meningkat.

Saat Sekutu menggelar invasi ke Pantai Normandia, Perancis pada Juni 1944, Luftwaffe tinggal memiliki sisa-sisa kekuatan yang tak mampu membendung invasi besar-besaran sekutu.

https://internasional.kompas.com/read/2018/02/26/13163471/hari-ini-dalam-sejarah-adolf-hitler-membangun-kembali-luftwaffe

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke