Salin Artikel

Serukan Boikot Pemilu, Pemimpin Oposisi Rusia Ditahan

Di akun Twitter-nya, Navalny menyatakan ditahan, tetapi telah bebas sampai pelaksanaan sidang di pengadilan. Dia tidak memberikan rincian terkait waktu penyelenggaraan sidang.

Dia mengucapkan terima kasih kepada para demonstran yang telah berkumpul di dekat lokasi dirinya ditahan.

Navalny telah lama menjadi kritikus utama bagi Presiden Vladimir Putin. Menurutnya, pemilihan presiden Rusia yang akan berlangsung pada 18 Maret 2018 akan dipenuhi dengan kecurangan.

"Saya sudah ditahan, tetapi tidak apa-apa. Datanglah ke Tverskaya (nama jalan). Di sana, kalian tidak datang untuk saya, tetapi untuk Anda dan masa depan Anda," tulisnya di Twitter setelah penangkapannya.

Polisi Moskwa menyebutkan, Navalny dibawa ke kantor polisi untuk ditangkap dengan tuduhan melakukan demonstrasi ilegal. Jika terbukti bersalah, dia akan menghadapi penahanan selama 30 hari dan dikenai denda.

Protes terhadap Putin dilaporkan terus mengalami fluktuasi, mulai dari belasan hingga ratusan orang.

Sementara itu, Navalny telah dilarang mencalonkan diri dalam pemilihan presiden mendatang. Di sisi lain, Putin berada di jalur mudah untuk memenangi pemilu.

Meskipun Navalny meyakini Putin akan terpilih kembali, kampanye boikotnya ditujukan untuk menurunkan jumlah pemilih.

Penduduk Rusia pada Minggu (28/1/2018) turun ke jalan untuk mendukung boikot pemilu. Aksi demonstrasi itu berlangsung di 100 kota di seluruh Rusia.

Demonstrasi utama diselenggarakan di Moskwa yang dimulai pada pukul 14.00 waktu setempat.

Sebanyak 257 orang ditahan—termasuk Navalny—anggota staf kampanyenya di beberapa kota, dan sejumlah demonstran.

https://internasional.kompas.com/read/2018/01/29/08152961/serukan-boikot-pemilu-pemimpin-oposisi-rusia-ditahan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke