Salin Artikel

Pemerintah Saudi Masih Tahan 95 Pangeran dan Pebisnis Terkait Korupsi

Dalam infografis yang diunggah di Twitter, Rabu (24/1/2018), 80 hari sejak operasi pemberantasan korupsi, jaksa agung kerajaan menyatakan 90 tahanan telah dibebaskan melalui kesepakatan dengan membayar sejumlah uang tunai, real estate, dan menyerahkan kepemilikan aset lainnya.

Otoritas Saudi telah menahan anggota elit politik dan pebisnis, termasuk pangeran dan taipan, di hotel mewah Ritz Carlton di Riyadh.

Tuduhan terhadap pangeran, elit politik, dan pebisnis Saudi di antaranya mencakup suap, penggelembungan kontrak pemerintah, pemerasan, dan penyuapan.

"Yang dipanggil dalam aksi pemberantasan korupsi ada 350 orang, terdiri dari mereka yang diduga melakukan korupsi, saksi, dan orang yang memiliki informasi relevan," tulis infografis yang dirilis.

Di sisi lain, pemberantasan korupsi tersebut justru menimbulkan kekhawatiran di bidang ekonomi, terutama kalangan investor asing. Kendati pemerintah Saudi melakukan tindakan tegas, namun perusahan pengusaha yang ditahan dijamin terus dapat beroperasi secara normal.

Sementara itu, hotel Ritz Carlton diperkirakan akan kembali buka untuk bisnis pada bulan depan. Pihak berwenang Saudi hampir menutup sebagian besar hotel tersebut untuk kepentingan penahanan.

Pada akhir November 2017, Pangeran Miteb bin Abdullah, yang pernah dipandang sebagai pesaing utama takhta, dibebaskan setelah mencapai penyelesaian dengan pihak berwenang dengan membayar lebih dari 1 miliar dollar Amerika Serikat atau

Pebisnis papan atas dan elit politik lainnya juga ditahan di Ritz Carlton, seperti Pangeran Alwaleed bin Talal, pemimpin dan pemilik perusahaan investasi global Kingdom Holding, dikabarkan sedang melakukan negosiasi.

Pemerintah Arab Saudi diyakini mampu mengumpulkan target 100 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 1.332 triliun dari puluhan pangeran dan pebisnis yang sepakat untuk membayar uang pembebasan.

https://internasional.kompas.com/read/2018/01/25/08151401/pemerintah-saudi-masih-tahan-95-pangeran-dan-pebisnis-terkait-korupsi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke