Salin Artikel

Demo Anti-pemerintah Landa Iran, 2 Orang Dikabarkan Tewas

Seperti diwartakan BBC Indonesia Minggu (31/12/2017), polisi mulai melakukan aksi represif untuk membubarkan unjuk rasa.

Di Dorud, berkembang sebuah rumor bahwa dua orang demonstran tewas ditembak oleh aparat keamanan.

AFP melansir, rumor yang begitu liar berkembang, ditambah larangan bepergian yang dikeluarkan pemerintah, dan pemadaman listrik terhadap hampir seluruh media membuat laporan tersebut sulit terkonfirmasi.

Selain itu, pemerintah juga memutuskan untuk memblokir internet secara sementara.

Demonstran anti-pemerintah membalas dengan menyerang sebuah balai kota di pusat Teheran.

Diwartakan kantor berita konversatif, Mehr, para pengunjuk rasa membalikkan mobil polisi, dan mulai membakar bendera Iran.

Di Universitas Teheran, para mahasiswa terlibat bentrok dengan polisi, di mana mereka meneriakkan yel-yel yang mengejek rezim Presiden Hassan Rouhani.

Menteri Dalam Negeri Abdolrahman Rahmani Fazli menegaskan, para demonstran bakal ditindak tegas oleh polisi.

"Mereka yang merusak fasilitas publik, mengganggu ketertiban, dan melanggar hukum bakal bertanggung jawab dan membayar atas hal ini," ancam Fazli kepada televisi pemerintah, dikutip dari AFP.

AS Bereaksi
Amerika Serikat (AS), melalui Presiden Donald Trump langsung menanggapi aksi protes yang terjadi sejak Jumat (29/12/2017) tersebut.

Trump melakukan serangkaian kicauan di Twitter bahwa dunia memperhatikan segala perilaku rezim Rouhani terhadap rakyatnya.

"Seluruh dunia memahami bahwa rakyat Iran ingin perubahan, dan dibanding kekuatan militer AS, pemimpin Iran lebih takut terhadap rakyat mereka," ujar Trump di Twitter.

Bagaimana Awalnya Terjadi Demonstrasi?
Unjuk rasa pertama kali terjadi di utara kota Masyhad, kota terdapat kedua Iran, Kamis (28/12/2017).

Di sana, warga turun ke jalan untuk mengekspresikan kekecewaan atas harga barang yang terlalu tinggi dan kepada rezim Rouhani.

Selain itu, mereka juga mengungkapkan kemarahan karena pemerintah terlalu sibuk mengurusi urusan kawasan Timur Tengah dibanding negara mereka sendiri.

Antara lain, pemerintah dianggap menyuplai senjata kepada kelompok pemberontak Yaman, Houthi, yang kemudian diperangi koalisi pimpinan Arab Saudi.

50 orang kemudian ditangkap aparat Iran dengan tuduhan meneriakkan "seruan yang terlalu keras".

Protes kemudian menyebar di seluruh Masyhad, dan mulai menjalar ke beberapa kota seperti Qom serta Kermanshah.

"Musuh menggunakan isu ekonomi untuk memulai penghasutan," kata ulama terkemuka Ayatollah Mohsen Araki.

Demonstrasi besar-besaran itu merupakan kali pertama sejak 2009, atau pasca-pemilihan umum yang dianggap bermasalah.

Apa yang Dikeluhkan Masyarakat?
Protes yang dimulai akibat kondisi ekonomi dan korupsi telah berubah menjadi politis.

Slogan pertentangan tidak hanya ditujukan kepada Rouhani. Namun juga Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, dan aturan keagamaan.

Di Abhar, kawasan utara Iran, demonstran mulai membakar spanduk besar yang berisi foto Khamenei.

Sementara di kota Arak, Iran bagian tengah, para pemrotes dilaporkan telah membakar markas kelompok milisi Basij yang pro pemerintah.

Kebanyakan dari mereka meneriakkan slogan tentang betapa berkuasanya ulama, sementara rakyat hidup dalam kesusahan.

Sedangkan pengunjuk rasa yang lain menyerukan agar pemerintahan Rouhani tidak lagi memikirkan Suriah, dan mulai fokus mengurus rakyatnya.

Ketika menjanjikan kesepakatan nuklir 2015, Rouhani menyatakan hal itu bakal meningkatkan kondisi ekonomi.

Namun, meski sanksi internasional telah dicabut, tingkat pengangguran masih menembus angka 12,4 persen.

https://internasional.kompas.com/read/2017/12/31/13361471/demo-anti-pemerintah-landa-iran-2-orang-dikabarkan-tewas

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke