Salin Artikel

Natal Tak Lagi Gemerlap di Venezuela...

Namun, itu Natal yang telah lewat, saat krisis belum meruntuhkan ekonomi Venezuela. Kali ini, ibu dua anak itu bahkan tak berani mengajak anak-anaknya keluar rumah selepas matahari tenggelam.

Perampok, hal yang dikhawatirkan perempuan berusia 40 tahun itu setiap harus keluar rumah begitu malam tiba. Pada tahun ini, dalam kenangan Pitre, untuk pertama kalinya tak ada kemeriahan lampu pada malam Natal. Pitre tak sendirian merasakan Natal yang gelap ini.

Suasana hati banyak orang di Venezuela bisa jadi tak beda dengan Pitre. Negara yang dulu makmur karena cadangan minyak terbesar dunia, kini penduduknya bahkan harus menahan diri untuk sekadar membeli hadiah dan hidangan Natal.

Tentu saja, lagi-lagi mereka yang paling tak beruntung adalah orang-orang miskin. Tempat sampah sudah menjadi salah satu sumber mereka mendapatkan makanan sekarang.

Pitre, yang dijumpai Assosiated Press pada petang yang cerah sehari menjelang Natal, mengaku mencoba memaknai Natal melampaui segela kekurangan dan konflik politik di negaranya sekarang. "Meski tak lagi sama dengan Natal yang lalu," ujar dia.

Berpenduduk sekitar 30 juta jiwa, Venezuela adalah pemilik cadangan minyak terbesar di dunia. Namun, harga minyak mentah yang anjlok sejak 2014 telah membuat ekonomi negara ini luluh lantak. Keresahan sosial tak terhindarkan pula.

Pada akhir 2017, inflasi di Venezuela diperkirakan menembus 2.400 persen. Merujuk Henkel Garcia, direktur firma konsultan Econometrica yang berbasis di Caracas, upah minimum warga Venezuela sekarang hanya di kisaran seperlima daya beli dua dekade silam ketika Presiden Hugo Chavez meluncurkan revolusi sosial.

"Ini adalah Natal paling gelap yang pernah kami miliki," kata Guianfranco Perozo (23 tahun), warga Venezuela yang harus bekerja dobel untuk bisa makan, seperti dikutip AP.

Ditemui AP saat mencari minyak goreng di pasar, Perozo hanya mengangkat bahu ketika disinggung soal hadiah Natal. Menurut dia, uang yang tersisa setelah belanja akan dibelikan popok untuk bayi perempuannya yang berusia 8 bulan.

"Tidak ada yang bisa dirayakan," kata Perozo. "Terlalu banyak orang lapar. Terlalu banyak orang yang makan sampah."

Kerusuhan mewarnai Venezuela menjelang Natal ini. Kelangkaan bensin memicu antrean mengular di setiap pompa bensin. Masyarakat di pinggiran Caracas yang kelaparan memprotes kelangkaan pangan dan membakar sampah.

Evelyn Avellaneda (70), ibu Lopez, mengaku tak lagi bisa menyajikan masakan Natal seperti tahun-tahun lalu. Sebotol anggur pun tiada.

Banyak orang melintas di depan pertokoan di Caracas. Namun, hanya segelintir yang mampir membeli sesuatu. Kalaupun ada barang murah yang bisa dibeli, antreannya panjang.

"Ada antrean di bank, antrean di toko. Antrean di mana-mana," ujar Avellaneda lirih.

https://internasional.kompas.com/read/2017/12/25/01231011/natal-tak-lagi-gemerlap-di-venezuela

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke