Salin Artikel

Terkena Peluru Karet Polisi Israel, Remaja Palestina Koma

Mohammed Tamimi, remaja berusia 14 tahun, harus dilarikan ke unit gawat darurat di Rumah Sakit Istishari di Ramallah, Tepi Barat Jumat (15/12/2017).

Sebab, dia terkena peluru karet yang ditembakkan polisi Israel tepat di wajah ketika berunjuk rasa di Desa Nabi Saleh.

Sepupu Mohammed, Manal Tamimi berkata, peluru itu menghancurkan hidung dan rahang sebelum tersangkut di antara tengkoraknya.

"Darahnya keluar banyak sekali seperti air terjun," kata Manal seperti dikutip dari Al Jazeera.

Keluarganya sempat panik ketika melihat Mohammed tak sadarkan diri, dan mengiranya telah meninggal dunia.

Mohammed menjalani pembedahan selama enam jam dengan dilakukan oleh tujuh ahli bedah Palestina di Istishari.

Selain mengeluarkan peluru karet dari wajahnya, dokter juga merekonstruksi rahang Mohammed, dan menempatkannya dalam koma buatan selama 72 jam ke depan.

"Dokter berkata, kemungkinan terburuk adalah Mohammed kehilangan penglihatan dan pendengarannya," ucap Manal.

Suami Manal, Bilal menyatakan, seluruh penduduk Desa Nabi Saleh melakukan aksi solidaritas untuk menyelamatkan Mohammed.

"Ada yang sampai mendonorkan darahnya untuk sepupu saya," kata Bilal.

Peluru Karet Juga Bisa Membunuh
Al Jazeera melansir, polisi Israel sering menggunakan peluru karet sebagai "senjata pengatur keadaan".

Namun, penggunaan peluru itu dikritik oleh organisasi kemanusiaan dan penggiat HAM. Sebab, jenis peluru itu juga bisa mematikan ketika digunakan untuk membubarkan demonstrasi.

Polisi Israel kemudian menggantinya dengan peluru dari spons, atau yang dikenal sebagai peluru plastik.

Jenis ini telah digunakan oleh aparat keamanan Israel di Yerusalem. Sementara di Tepi Barat, polisi masih memakai peluru karet.

Dalam keterangannya seperti dikutip Al Jazeera, keamanan Israel menggunakan peluru karet hanya untuk menakuti rakyat Palestina yang menggelar protes.

Peluru itu ditembakkan di tubuh bagian bawah, dan tidak menargetkan anak-anak.

Namun, Manal mengatakan, polisi Israel sengaja menyasar anak-anak ketika protes terjadi di Desa Nabi Saleh.

Organisasi pengawas HAM Israel, B'Tselem melansir, sebanyak 19 orang Palestina terbunuh oleh peluru karet sepanjang 2000-2013.

Sementara Direktur Asosiasi HAM Israel yang berbasis di Tel Aviv, Ronit Sela berujar, penggunaan peluru karet dan plastik bisa meninggalkan cedera serius dan jangka panjang bagi penderitanya.

"Fakta telah membuktikan bahwa penggunaan peluru ini terlalu mematikan dalam konteks untuk membubarkan massa," tutur Sela.

https://internasional.kompas.com/read/2017/12/18/18260541/terkena-peluru-karet-polisi-israel-remaja-palestina-koma

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke