Salin Artikel

Mantan Penasihat Trump Akui Jalin Kontak dengan Rusia

Di hadapan hakim pengadilan federal Rudolph Contreras Jumat (1/12/2017), Flynn mengakui terlibat pembicaraan dengan mantan Duta Besar Rusia untuk AS, Sergey Kislyak.

FBI menggelar investigasi setelah muncul rumor bahwa kemenangan Trump pada pemilu 2016 tak lepas dari bantuan Rusia.

Pembicaraan dengan Kislyak terjadi pada 28 Desember 2016, atau sebulan pasca-kemenangan Trump.

Saat itu, Flynn meminta Rusia "mengalah" terhadap keputusan yang dilakukan mantan Presiden Barack Obama kepada 35 diplomat Rusia atas dugaan intervensi pemilu 2016.

Dalam dokumen investigasi yang dikeluarkan FBI, Flynn menjalin kontak dengan Kremlin atas perintah "anggota senior Tim Transisi Presiden".

Washington Post, seperti diberitakan AFP Sabtu (2/12/2017), "anggota senior" yang dimaksud adalah penasihat sekaligus menantu Trump, Jared Kushner.

Selain itu, Flynn juga dicurigai meminta Kislyak agar Rusia memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengutuk penjajahan Israel atas Palestina.

Investigasi dimulai FBI pada 21 Januari, atau sehari setelah inagurasi Trump.

Kemudian 13 Februari, atau baru 23 hari menjabat sebagai penasihat keamanan, Flynn mengundurkan diri pasca-rumor kedekatannya dengan Rusia menyeruak.

"Pengakuan ini merupakan jalan terbaik bagi keluarga saya dan negara. Saya siap mempertanggungjawabkan tindakan saya," kata Flynn seperti dilansir Sky News.

Mantan jenderal itu menambahkan, dia siap untuk bekerja sama dengan jaksa penuntut Robert Mueller.

Ditukar dengan Hukuman Minimal
Pakar hukum kriminal Universitas Cornell, Jens David Ohlin berkata, jika Flynn sampai mengaku, berarti Mueller memberikannya sebuah tawaran yang tidak bisa dia tolak.

"Sebab, Flynn menghadapi dakwaan serius karena perannya sebagai agen asing," ujar Ohlin seperti dilansir Business Insider.

Business Insider memberitakan, kuasa hukum Flynn berkata kepada Mueller bahwa dia memiliki "cerita".

Namun, "cerita" itu hanya bisa diberikan jika Mueller bisa memberikan imunitas dari penyelidik Kongres AS ataupun FBI.

AFP mewartakan, atas pengakuan itu, Mueller bakal meminta pengadilan menjatuhkan hukuman minimum kepada Flynn, yakni enam bulan penjara.

Pengakuan Flynn itu membuat koleganya sesama jenderal merasa malu.

"Dia melanggar konstitusi AS, mempermalukan para jenderal, dan prajurit yang pernah dipimpinnya," kecam Letjen purnawirawan Mark Hetling seperti dilansir CNN.


Trump Tetap Membantah
Gedung Putih melalui pengacaranya, Ty Cobb, bersikeras Trump tidak menjalin hubungan dengan Rusia saat pemilu 2016.

"Pengakuan Tuan Flynn tidak akan berimbas kepada siapapun kecuali dirinya sendiri," kata Cobb dilansir Sky News.

Trump, melalui kicauannya di Twitter pekan lalu, juga menyindir Partai Demokrat yang terus menyudutkannya dengan berita adanya intervensi Rusia di kemenangannya.

"Sejak hari pertama saya menjabat, yang selalu Anda dengar adalah koar-koar Demokrat yang kalah di pemilu. Rusia, Rusia, Rusia," ujar Trump dalam tweet-nya.

Namun, menurut sumber yang ada di Gedung Putih, Trump langsung tersudut dengan pengakuan tersebut.

"Kabar tentang Flynn sangatlah buruk," kata sumber itu kepada NBC News.

Selain Flynn, pengadilan juga menyidangkan mantan penasihat Trump yang lain, Paul Manafort.

Manafort didakwa melakukan pencucian uang, perbuatan makar, dan bertindak sebagai agen asing bagi pemerintahan Ukraina yang pro-Rusia saat kampanye pemilu.

Namun, berbeda dengan Flynn, pengadilan federal memutus Manafort tidak bersalah.

https://internasional.kompas.com/read/2017/12/02/12020151/mantan-penasihat-trump-akui-jalin-kontak-dengan-rusia

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke