Salin Artikel

Menlu Tillerson Sebut Sanksi ke Myanmar Tidak Akan Selesaikan Krisis Rohingya

Hal itu dikatakan Tillerson pasca-pertemuannya dengan Konselor Myanmar, Aung San Suu Kyi di Nyapyidaw Rabu (15/11/2017).

Sebelumnya pada 23 Oktober, pemerintahan Donald Trump tengah mempertimbangkan memberi sanksi ekonomi kepada Myanmar.

Sejak militer Myanmar melakukan operasi ke Rakhine pada 25 Agustus sebagai balasan atas serangan gerilyawan, lebih dari 600.000 rakyat Rohingya mengungsi ke Banglades.

Mereka yang melarikan diri menuduh pasukan keamanan melakukan pembakaran, pembunuhan dan pemerkosaan.

Namun, dilansir dari AFP, Tillerson menyatakan sanksi tidak serta-merta akan menyelesaikan krisis kemanusiaan di Rakhine.

"Saya ingin melihat Myanmar sukses menyelesaikan krisisnya tanpa harus mendapat sanksi dari pihak manapun," ujar Tillerson.

Meski begitu, diplomat 65 tahun tersebut melanjutkan bahwa Washington benar-benar serius menyikapi kabar adanya pembantaian yang dilakukan aparat keamanan Myanmar.

Tillerson mendesak agar Myanmar menerima investigasi secara mandiri untuk membuktikan tuduhan tersebut.

"Situasi yang ada di sana benar-benar mengerikan," tambah Tillerson.

AFP mewartakan, baik militer maupun pemerintahan Suu Kyi sama-sama menyangkal tuduhan terjadinya pembantaian, dan tidak mengizinkan tim investigasi bentukan PBB masuk ke wilayah mereka.

https://internasional.kompas.com/read/2017/11/15/19174311/menlu-tillerson-sebut-sanksi-ke-myanmar-tidak-akan-selesaikan-krisis

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke