Salin Artikel

Di Jepang, Kasus "Bullying" di Sekolah Meningkat Tajam

TOKYO, KOMPAS.com - Kasus bullying atau perundungan di sekolah-sekolah di Jepang mencapai rekor tertingginya sepanjang 2016.

Kementerian Pendidikan Jepang merilis angka perundungan itu mencapai lebih dari 320.000 kasus di tahun lalu.

Rekor itu tercapai di tengah upaya penerapan peringatan dini menghadapi bullying.

Secara rinci, sebanyak 323.808 kasus itu terjadi di sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas.

Angka itu meningkat tajam sebesar 43,8 persen dibandingkan tahun lalu.

Khusus untuk kasus bullying di sekolah dasar, angkanya bahkan naik 1,5 kali lipat.

Dilansir dari Japan Today Jumat (26/10/2017), 90,6 persen dari total kasus perundungan berhasil diselesaikan, dan sisanya sedang dalam penanganan.

"Kita harus serius menangani peningkatan jumlah ini," tulis Kementerian Pendidikan Jepang.

"Tapi, kita yakin saat ini semua sedang bergerak untuk menyelamatkan anak-anak."

"Hal itu bisa terjadi selama kita bisa mengenali perilaku dini dari tindakan intimidasi ini dan menghadapinya."

Sebanyak 400 kasus di antaranya dari 374 sekolah disebut sebagai "situasi serius", seperti yang tertuang pada undang-undang pencegahan perundungan.

Situasi serius itu terkait anak-anak yang mengalami penderitaan secara mental dan fisik yang signifikan.

Berdasarkan survei dari kementerian terkait, sekitar 30 persen sekolah menyatakan tidak terdapat perundungan sepanjang tahun ajaran terakhir.

Namun, kementerian meyakini sekolah-sekolah melewatkan kasus-kasus yang terjadi. Hal itu mengingat laporan atas peristiwa perundungan yang mencapai 1.000 kasus di setiap provinsi yang berbeda.

Tercatat pula, tindakan intimidasi di sekolah dasar mencapai lebih dari 237.000 kasus yang melibatkan siswa kelas satu hingga kelas empat.

Di antara jenis-jenis perundungan, ejekan, dan fitnah atau umpatan adalah yang paling banyak dialami murid. Jumlahnya mencapai 62,5 persen.

Bullying secara online dengan komputer dan ponsel juga meningkat 3,3 persen, dengan kenaikan tertinggi terjadi di sekolah menengah atas.

Sementara, tindak kekerasan di tingkat SD, SMP, dan SMA meningkat 2.651 kasus menjadi 59.457 kasus.

Pada 2015, seorang remaja perempuan berusia 15 tahun, memilih  bunuh diri. Dalam catatan di buku hariannya, dia menulis bahwa dia tidak ingin dirundung.

Awalnya, sekolah menolak klaim orangtua yang menyatakan kematian anaknya akibat perundungan. Sekolah berpendapat anak itu hanya "diejek".

Ibu dari siswi yang bunuh diri itu, Junko Nakashima, diberi tahu oleh anaknya bahwa sang guru tidak mengerti bahwa anaknya telah diabaikan, dan diusik oleh teman sekelas.

"Jika saja guru mampu menghadapi situasi itu," kata sang ibu.


 


https://internasional.kompas.com/read/2017/10/27/16050131/di-jepang-kasus-bullying-di-sekolah-meningkat-tajam

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke