Salin Artikel

Hari Ini dalam Sejarah: Penerbangan Terakhir Concorde

Pesawat buatan Inggris dan Perancis ini di masanya memang amat menarik perhatian terutama dari desain dan kecepatannya.

Pesawat ini memiliki kecepatan maksimal dua kali kecepatan suara atau kurang lebih 2.180 kilometer per jam di ketinggian jelajahnya.

Pesawat yang mampu mengangkut penumpang hingga 128 orang ini pertama kali terbang pada 1969 dan mulai benar-benar digunakan hingga berhenti beroperasi pada 2003.

Concorde adalah satu dari dua pesawat supersonik yang pernah digunakan untuk kebutuhan komersial, satu pesawat lainnya adalah Tupolev Tu-44 buatan Uni Soviet.

Nah, pada 24 Oktober 2003, Concorde menjalani penerbangan terakhirnya dari bandara internasional John F Kennedy di New York menuju ke bandara Heathrow, London.

Saat itu Concorde milik maskapai penerbangan British Airways tersebut mengangkut 100 penumpang termasuk aktris Joan Collins, model Christie Brinkley, dan banyak lagi.

Di antara para penumpang terdapat pasangan suami istri asal Ohio yang dikabarkan membeli dua tiket penerbangan terakhir Concorde ini di eBay seharga 60.000 dolar atau sekitar Rp 812 juta.

Padahal, jika dalam penerbangan biasa tiket pulang pergi melintasi Samudera Atlantik itu hanya berkisar 9.000 dolar AS atau sekitar Rp 121 juta.

Saat mendarat di London, pesawat ini disambut banyak orang yang berbarengan dengan dua penerbangan terakhir lain Concorde dari Edinburgh ke Teluk Biscay.

Concorde, yang dikembangkan Inggris dan Perancis, memulai layanan komersialnya pada 1976. Dengan teknologi termaju saat itu dengan menggunakan Concorde mampu terbang dari New York-London hanya dalam waktu 3,5 jam.

Concorde saat itu juga menjadi lambang kecepatan sekaligus kemewahan, meski tentu saja terbang dengan menggunakan pesawat ini bukan sama sekali tanpa masalah.

Warga yang dilintasi pesawat ini biasanya mengeluhkan suara bising yang dihasilkan Concorde. Dan pada 25 Juni 2000, Concorde milik Air France jatuh tak lama setelah lepas landas di Paris dan menewaskan 113 penumpangnya.

Usai kecelakaan itu, selama lebih dari setahun penerbangan Concorde dihentikan untuk memastikan penyebab kecelakaan tragis itu.

Akhirnya setelah biaya operasional terus meningkat sementara penjualan tiket Concorde terus menurun, British Airways akhirnya memutuskan memensiunkan armada Concordenya pada Oktober 2003.

Sementara Air France, satu-satunya maskapai lain yang mengoperasikan Concorde, sudah lebih dulu mengandangkan pesawat supersonik ini sejak Mei 2003.

Meski demikian, kharisma Concorde masih amat tinggi. Hal itu terlihat ketika pihak maskapai melelang suku cadang pesawat ini banyak bagian yang terjual di atas harga yang diperkirakan.

Misalnya, sebuah selimut yang dipakai di dalam penerbangan Concorde dihargai 100 dolar AS atau sekitar Rp 1,3 juta. Namun, selimut itu terjual 2.000 dolar AS atau sekitar Rp 27 juta.

Sementara sebuah pintu pesawat ini terjual dengan harga 33.000 dolar AS dan antena di ujung hidung Concorde juga lagi dengan harga 550.000 dolar AS atau Rp 7,4 miliar.

https://internasional.kompas.com/read/2017/10/24/17063261/hari-ini-dalam-sejarah-penerbangan-terakhir-concorde

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke