Salin Artikel

Hari Ini dalam Sejarah: Napoleon Bonaparte Mundur dari Moskwa

Invasi Perancis ke Rusia atau disebut di Rusia sebagai Perang Patriotik 1812 dimulai saat tentara Perancis melintasi Sungai Neman pada 24 Juni 1812 dalam upayanya untuk menaklukkan Rusia.

Napoleon berharap invasi ini bisa menghentikan Tsar Alexander I dari Rusia menghentikan perdagangan dengan Inggris dengan tujuan akhir Inggris akan menawarkan perdamaian.

Selain itu, Napoleon juga memiliki tujuan politik yaitu membebaskan Polandia dari ancaman Rusia demi mendapatkan dukungan atas aksinya menginvasi Rusia.

Baca: Hari Ini dalam Sejarah: Kekalahan Napoleon dalam Pertempuran Waterloo

Dalam kampanye militer ini, Napoleon mengerahkan 600.000 personel tentara yang dengan cepat menerobos masuk ke wilayah barat Rusia.

Napoleon berusaha memancing pasukan Rusia agar terlibat dalam pertempuran besar yang diharapkan bisa menghancurkan militer Rusia.

Meski diwarnai beberapa bentrokan kecil dan kemenangan di medan tempur Smolenks, tetapi secara umum pasukan Rusia bisa terus menghindari pasukan Perancis.

Di saat pasukan utama Rusia mundur, divisi Kosak diperintahkan membakar desa-desa, kota, dan ladang-ladang gandum agar pasukan penyerang tak bisa memanfaatkan nya.

Taktik ini sungguh mengejutkan dan tak diduga pasukan Perancis. Mereka tak percaya, tentara Rusia tega menghancurkan properti warganya sendiri dan menghancurkan kota-kota hanya demi menghambat laju pasukan Perancis.

Namun, taktik Rusia itu berjalan dengan baik. Pasukan Perancis terpaksa menggantungkan nasib pada sistem perbekalannya yang sebenarnya tak mampu memberi makan tentara dalam jumlah sedemikian besar.

Baca: Hari Ini dalam Sejarah: Napoleon Bonaparte Dibuang ke Pulau Elba

Akibat kelaparan, banyak prajurit Perancis meninggalkan perkemahan mereka untuk mencari makanan. Saat itulah, pasukan-pasukan kecil Kosak menjebak dan membunuh para tentara Perancis itu.


Pada 7 September 1812, pasukan Perancis bertemu dengan pasukan Rusia yang berada di lereng bukit tak jauh dari kota kecil bernama Borodino, beberapa kilometer dari Moskwa.

Pertempuran kemudian pecah. Sebanyak 250.000 prajurit dari kedua belah pihak dengan korban tewas dan luka mencapai 70.000 orang.

Secara taktik, Napoleon memenangkan pertempuran itu meski dia harus kehilangan 49 jenderal, perwira, dan ribuan prajurit.

Pasukan Rusia ternyata berhasil meloloskan diri keesokan harinya dan meninggalkan pasukan Perancis tanpa kemenangan mutlak yang amat diharapkan Napoleon.

Baca: Kesalahan Cetak di Peta, Biang Kekalahan Napoleon di Waterloo

Sepekan setelah pertempuran Borodino, Napoleon memasuki kota Moskwa. Namun, Napoleon terkejut karena tak satu pun pejabat tinggi Rusia yang menemuinya.

Rusia sudah mengosongkan kota itu. Gubernur Moskwa Count Fyodor Rostopchin bahkan memerintahkan sejumlah lokasi strategis dibakar.

Meski demikian, Napoleon memutuskan tinggal di Moskwa untuk menanti jika ada utusan Tsar Alexander I yang datang untuk merundingkan perdamaian.

Namun, sebulan menanti utusan sang Tsar tak kunjung muncul. Akhirnya, Napoleon memutuskan untuk memindahkan ke barat daya Sungai Kaluga.

Tanpa diketahui Napoleon, Pangeran Mikhail Kutuzov, panglima militer Rusia, berkemah bersama pasukannya di lokasi tersebut.

Pergerakan pasukan Perancis menuju Sungai Kaluga diketahui Rusia. Napoleon kembali mencoba memancing Rusia untuk terjun ke sebuah pertempuan besar di Maloyaroslavets.

Meski posisi pasukannya amat menguntungkan, Kutuzov memerintahkan tentaranya mundur demi memastikan Rusia tak terjebak dalam sebuah pertempuran yang mematikan.

Dengan pasukan yang kelelahan, tanpa perbekalan yang cukup, serta tak diperlengkapi pakaian musim dingin, Napoleon terpaksa memerintahkan pasukannya mundur.

Dia berharap bisa mencapai pasokan perbekalannya di Smolenks dan Vilnius. Selama pergerakan mundur itu, pasukan Rusia secara sporadis melakukan serangan sehingga menambah penderitaan tentara Perancis.

Akibatnya, selain semakin banyak jatuh korban di antara pasukan Perancis, disiplin mereka pun runtuh sehingga sulit dikendalikan para jenderal.

Saat menyeberangi Sungai Berezina pada November 1812, dari 600.000 tentara yang memasuki Rusia, hanya tersisa sekitar 27.000 orang saja.

Kampanye militer Napoleon di Rusia secara resmi berakhir pada 14 Desember 1812, kurang dari enam bulan setelah digelar.

Kampanye militer yang gagal di Rusia ini menjadi titik balik bagi Sang Kaisar Perancis.

Reputasi Napoleon sebagai ahli strategi militer runtuh dan hegemoni Perancis di Eropa serta merta melemah.

Baca: Surat Wasiat Napoleon Bonaparte Dilelang

Pasukan Perancis atau Grande Armee yang terdiri dari tentara Perancis dan pasukan dari negara-negara sekutunya dengan cepat menyusut.

Kondisi ini berujung perubahan besar dalam dunia politik Eropa saat itu. Prussia yang kemudian diikuti Austria, keluar dari aliansi dan malah menjadi musuh Perancis.

Pecahnya aliansi Perancis, Prussia, dan Austria ini kemudian memicu apa yang disebut sebagai Perang Enam Negara Koalisi.

https://internasional.kompas.com/read/2017/10/19/16292531/hari-ini-dalam-sejarah-napoleon-bonaparte-mundur-dari-moskwa

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke