Salin Artikel

Kisah Pilu Perempuan Turkmenistan Hidup di Bawah Cengkeraman ISIS

Seorang perempuan, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, menuturkan kepada wartawan BBC Turki, Mahmut Hamsici tentang beratnya hidup di tangan milisi ini.

"Kami tinggal di distrik al-Alam di kota Tikrit sebelum kelompok militan ISIS menguasai kehidupan kami," kata perempuan itu.

Dia adalah seorang Syiah Turkmenistan dan suaminya adalah seorang Arab Sunni. Dia adalah seorang imam dan orang terhormat di komunitas itu dan masjid tempat dia memimpin sholat berdekatan dengan tempat tinggal mereka.

Baca: Wanita Indonesia yang Datangi ISIS Merasa Ditipu dan Ingin Pulang

"Kami tidak tahu siapa yang Sunni dan siapa yang Syiah sebelumnya. Tak ada seorang pun yang membahasnya dan tak ada permusuhan dalam komunitas kami," tambah dia.

"Kami memiliki sebuah rumah besar yang disewakan kepada beberapa perempuan muda dari Turkmenistan yang bekerja sebagai guru. Salah satu di antara mereka ada yang memiliki bayi," lanjutnya.

Perempuan itu memiliki dua orang anak, seorang anak laki-laki dan perempuan. Mereka belajar di sekolah yang sama sehingga setiap hari kedua anak itu berangkat ke sekolah bersama-sama.

Suami dibawa ISIS

Ketika kelompok ISIS memasuki Tikrit pada Juni 2014, mereka mengeksekusi banyak tentara Irak di Kamp Speicher.

"Beberapa tentara yang lolos dari pembantaian mulai berdatangan di kota kami, setelah melintasi Sungai Tigris (yang mengalir di antara al-Alam dan pusat kota]. Lalu kelompok ISIS pun mengejar mereka," kenangnya.

Di antara orang-orang yang melarikan diri ada yang berasal dari Turkmenistan. Beberapa dari mereka berlindung di rumah saya, ketika mereka menyadari perempuan itu juga beretnis Turkmenistan.

Keluarga perempuan itu kemudian membantu beberapa dari mereka untuk melarikan diri dengan memberi pakaian perempuan.

Baca: WNI di Wilayah ISIS: Sakit-sakitan, Kami Ingin Kembali ke Indonesia

"Suami saya menyembunyikan tiga serdadu di masjid, mereka adalah anggota Syiah dari kota Basra."

Suatu hari, kelompok ISIS datang jam tiga dini hari dan kemudian mengetahui bahwa perempuan itu dan keluarganya telah membantu para serdadu Irak tersebut.

Mereka menemukan tempat persembunyian para serdadu muda dari Basra dan langsung membunuhnya .

"Mereka juga membawa suami saya. Saya belum menerima kabar darinya sejak saat itu," ucapnya penuh kesedihan.

"Lalu mereka kembali lagi, meledakkan rumah kami dan menyuruh kami pergi."

Setelah itu, perempuan tersebut pergi beserta kedua anaknya, para guru, bayi dari Turkmenistan, dan anak tiri saya - putri suami saya dari istri yang lain.

Namun kemudian, kelompok ISIS mencegat dan membawa mereka ke sebuah garasi bersama perempuan-perempuan lain dari wilayah yang sudah mereka kuasai.


Satu persatu tewas

Ada 22 perempuan dan anak-anak di tempat itu. ISIS kemudian memisahkan para gadis remaja dan perempuan yang sudah menikah.

Mereka terdiri dari lima orang gadis remaja dan anggota ISIS mulai memperkosa para remaja itu di depan para perempuan lain yang ketakutan.

"Tolong kami, selamatkan kami dari mereka," teriak para gadis itu.

"Saya mencoba melindungi mereka dengan tubuh saya dan mengatakan kepada laki-laki yang memperkosa itu, 'Saya bersumpah pada Al Quran bahwa mereka bukan perawan, saya mohon demi Allah, tolong jangan lakukan itu."

Baca: Bagi ISIS, Perempuan Yazidi adalah "Barang Dagangan" dan Budak Seks

Salah seorang dari mereka malah memukul perempuan Turkmenistan itu sedangkan yang lainnya menghajar bahunya

"Mereka memperkosa anak tiri saya, yang berusia 18 tahun. Dia langsung tewas setelahnya," lanjut dia penuh kengerian.

Para gadis remaja itu belum genap berusia 20-an. Orang-orang itu memperkosa dan memukul mereka pada saat bersamaan. Akibatnya satu persatu dari mereka tewas karena mengalami pendarahan.

"Saya melihat wajah-wajah para pria yang memperkosa mereka dan saya mengenali dua orang di antara mereka."

Mereka berasal dari sebuah desa Arab Sunni yang dekat dengan Al-Alam. Banyak orang-orang dari sana yang bergabung dengan kelompok ISIS, namun banyak desa-desa Arab Sunni lainnya menolak keras masuknya kelompok ISIS ini.

Digigit kalajengking

Selanjutnya, ISIS meninggalkan begitu saja para perempuan malang itu di garasi tersebut.

"Tidak ada yang bisa dimakan. Berat badan saya terus merosot sampai wajah saya cekung. Otak kami pun berhenti tidak bisa lagi berpikir dengan baik. Suatu hari, seekor kalajengking menggigit saya dan saya bahkan tidak bisa merasakan gigitannya."

Kelompok ISIS mempekerjakan seorang pria tua untuk menjaga garasi tersebut. Tapi dia sangat menyukai kami dan akan memberi minum kepada kami yang sudah disiksa.

"Suatu hari, pria tua membawa seekor kambing dan memerah susunya untuk anak-anak kami. Itu sangat baik untuk anak-anak saya karena mereka mengatakan rasanya seperti gula."

Suatu hari para anggota ISIS itu kembali mendatangi para perempuan tersebut, membagi mereka menjadi dua kelompok dan mengambil satu kelompok.

Baca: Mantan Budak Seks ISIS Pulang dan Ingin Balas Dendam

"Saya tinggal bersama kedua anak saya, seorang perempuan dan bayi dari guru Turkmenistan, yang meninggal setelah diperkosa."

"Mereka akan membawa Anda juga, Anda harus segera pergi dari sini," kata pria tua itu memberi tahu kami suatu malam.

Pria tua itu kemudian membawa mereka ke jalan keluar dari daerah itu. Setelah mengantar, pria tua itu  kembali ke garasi.

"Lalu, saya mendapati kelompok ISIS telah mengeksekusi orang tua tersebut karena dia membantu kami melarikan diri."

Bayi meninggal dalam pelukan

Rombonhgan kecil itu mulai berjalan melewati gurun. Saat itu hujan turun menciptakan lumpur di mana-mana.

"Kami tidak mempunyai pakaian yang layak. Tidak ada yang bisa dimakan, jadi kami harus makan rumput," kata perempuan itu.

Dalam perjalanan tersebut, bayi yang hanya dibalut dengan selimut, akhirnya meninggal dunia di pelukan perempuan tersebut.

"Setelah lima hari, kami sampai di daerah Maktab Khalid di Kirkuk. Kami berhasil lolos. Awalnya saya tinggal di sebuah rumah tua milik bibi saya di kota itu."

Namun, keluarga perempuan muda yang melarikan diri dengan saya menolaknya, dia mengatakan, itu adalah masalah kehormatan bagi mereka.

Perempuan muda itu sekarang berada di Iran dan dirawat psikiater.

Baca: Kisah Budak Seks ISIS: Kami ibarat Binatang dan Dijual di Pasar Ternak

"Kemudian, saya mencari suami saya tapi tidak menemukan jejaknya. Pencarian kuburan anak tiri saya dan orang tua yang membantu saya melarikan diri juga tidak membuahkan hasil."

Keluarga para korban ditemukan di mana-mana. Mereka bersatu dalam kesedihan.

"Anak-anak saya masih trauma. Anak saya jadi sangat pendiam sejak menyaksikan berbagai kejadian di garasi."

Sebetulnya perempuan mencoba untuk kembali ke kota Al-Alam. Namun gagal dan tidak ada pun yang tersisa di sana.

"Sekarang saya mencoba bertahan hidup dengan penghasilan yang didapat dari mengurus seorang lansia. Saat ini saya hidup hanya untuk anak-anak saya."

https://internasional.kompas.com/read/2017/10/17/21142201/kisah-pilu-perempuan-turkmenistan-hidup-di-bawah-cengkeraman-isis

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke