Salin Artikel

Penyerang di Las Vegas Punya Puluhan Senjata Api? Itu Mudah dan Legal

Temuan itu pun lengkap dengan tumpukan amunisi, dan perangkat untuk mengubah senapan serbu menjadi senjata otomatis.

Lalu, bagaimana seorang pria mantan akuntan, bernama Vegas Stephen Paddock, bisa mengumpulkan senjata api sebanyak itu?

"Koleksi" senjata Paddock itu pula yang dipakainya untuk membunuh lebih dari 50 orang, dan melukai ratusan warga lain yang sedang menikmati konser Jason Aldean di Route 91 Harvest.

Baca: Stephen Paddock Dalang Tragedi Las Vegas, Siapa Dia Sebenarnya?

Di Amerika Serikat, dan terutama di negara bagian seperti Nevada, mendapatkan senjata api bukan perkara sulit. Hal itu pun bisa dilakukan dengan cara yang "sangat" legal.

Meskipun negara ini juga terkenal dengan undang-undang senjata longgar, tapi tetap ada beberapa pembatasan khususnya untuk penjualan senjata dalam jumlah banyak.  

Kendati begitu, jika pun ada orang yang mau menimbun senjata api seperti yang dilakukan Paddock, mereka tetap bisa melakukannya tanpa ada yang memperhatikan.

Sebagian besar penjualan senjata dilakukan oleh vendor berlisensi federal. Pembeli harus menjalani pemeriksaan latar belakang.

Biro Penyelidikan Federal (FBI) akan memeriksa nama mereka melalui Sistem Pemeriksaan Latar Belakang Pidana Instan Nasional, yang mengacu pada tiga database pelanggar.

Baca: Ini Foto Stephen Paddock, Penyerang Paling Mematikan di Las Vegas

Basis data tersebut tidak selalu sempurna, bergantung pada laporan yang sering diperbarui dari negara bagian.

Misalnya Dylann Roof, penyokong supremasi kulit putih yang membunuh sembilan orang di sebuah gereja Afrika-Amerika di Charleston, South Carolina pada tanggal 17 Juni 2015.

Dia lolos dalam pemeriksaan latar belakang pembelian pistol beberapa minggu sebelumnya, meskipun memiliki catatan kecil penyalahgunaan obat-obatan.

Tidak "pengaman" yang jelas

Jika catatan latar belakang seseorang bersih, --dan Paddock pun masuk dalam kategori itu, maka orang itu bisa membeli senjata sebanyak yang dia mau.

Sebenarnya, ada piranti pengendalian yang bisa digunakan di tahap ini. Hal ini merujuk pada pandangan Laura Cutilletta, Direktur hukum di Law Center to Prevent Gun Violence.

Baca: Apa Sebenarnya Motif Pembunuhan Massal di Las Vegas?

Dealer senjata berizin, yang menangani mungkin 60 persen dari semua penjualan senjata api, harus melaporkan beberapa penjualan pistol ke Biro Alkohol, Tembakau, dan Senjata Api.

"Beberapa" berarti dua atau lebih senjata untuk pembeli yang sama, dalam waktu lima hari kerja.

Meskipun kemudian, Cutilletta mengatakan, tidak ada persyaratan mutlak bahwa lalu harus digelar penyelidikan oleh penegakan hukum.

Tiga negara bagian -California, New York, dan New Jersey, melarang penjualan lebih dari satu senapan dalam tempo antara 30-90 hari.

Di luar itu, AS adalah pasar terbuka, dengan penjual senjata bekas pribadi di kebanyakan negara bagian tidak harus menjalankan pemeriksaan latar belakang.

Juga, amat sedikit pembatasan pembelian senjata laras panjang.

Baca: Serangan di Las Vegas, Polisi Temukan 42 Senjata dan Bahan Peledak

Di Nevada -di mana undang-undang senjata sangat longgar, orang semacam Paddock akan mudah mengumpulkan semua senjata itu.

"Tidak mungkin ATF atau FBI tahu," kata Cutilletta.

Mudah dikonversi menjadi otomatis

Hal lain yang menonjol dalam tragedi Minggu malam di Las Vegas adalah daya tembak yang cepat dari senjata yang dipakai Paddock.

Menurut laporan yang ada, dia telah memodifikasi beberapa senjatanya untuk bekerja seperti senjata otomatis.

Senjata itu mampu menembak dengan ratusan putaran setiap satu menit, dengan satu pemicu saja.

Senjata otomatis telah dilarang di Amerika Serikat selama tiga dekade.

Baca: Penembak di Las Vegas adalah Miliuner dan Investor Real Estat

Tapi, mengubah senjata semi otomatis, termasuk senapan serbu AR-15 dan AK-47 yang banyak tersedia di toko, menjadi senjata otomatis bukan perkara sulit. 

Dengan biaya 40 dollar AS atau kira Rp 600 ribu warga bisa membeli engkol pemicu, yakni perangkat kecil yang bisa dilekatkan pada pelatuk.

Dengan piranti itu maka tembakan peluru para senjata itu bisa tiga atau empat kali dalam setiap putaran.

Jumlah itu secara signifikan lebih cepat daripada menggunakan jari untuk menarik pelatuk.

Lalu, dengan harga 99 dollar AS, atau sekitar 1,3 juta, pembeli bisa mendapatkan pegas yang memungkinkan senjata terus menembak hanya dengan sekali menarik pelatuk.

Baca: Kekasih Pelaku Penembakan Las Vegas Keturunan Indonesia Tak Terlibat

Pegas itu memungkinkan senjata api memuntahkan peluru dengan kecepatan 600 putaran per menit, atau bahkan lebih.

Engkol pemicu atau pun pegas tasi pun dijual secara legal.

Bahkan produk tersebut dipasarkan dengan sertifikasi ATF, hingga memastikan bahwa unit tersebut bukan piranti konversi senjata yang ilegal.

Sheriff Las Vegas Joseph Lombardo mengkonfirmasi pada hari Selasa bahwa Paddock memiliki setidaknya satu perangkat tersebut.

Foto-foto dari kamar hotel menunjukkan bahwa Paddock juga memiliki persediaan amunisi yang besar.

Penjualan amunisi pun sedikit dibatasi dalam perundang-undangan, di mana ada pembatasan beberapa jenis peluru, misalnya peluru lapis baja.

Sebab, jika tidak ada batasan, maka siapa pun bisa membeli peluru dalam volume besar, tanpa ada pertanyaan dari penjual atau otoritas terkait. 

Baca: Teroris ISIS di Balik Tragedi Las Vegas, Apa Komentar Presiden Trump?

https://internasional.kompas.com/read/2017/10/04/10550981/penyerang-di-las-vegas-punya-puluhan-senjata-api-itu-mudah-dan-legal

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke