Salin Artikel

Kini, Presiden Iran yang Tebar Ancaman Keras kepada Donald Trump

Ancaman itu ditegaskan Rouhani dalam salah satu bagian pidato saat dia menyampaikan rencana kerjanya dalam masa jabatan baru sebagai Presiden Iran di hadapan parlemen.

Dalam sebuah pidato di Teheran, Selasa (15/8/2017) tersebut, Rouhani secara gamblang menyerang sosok Presiden AS Donald Trump.

"Saya akan menunjukkan kepada dunia, bahwa Amerika Serikat, bukan rekan yang baik," kata dia seperti dikutip AFP.

Rouhani mengungkapkan pernyataan tegasnya, setelah kesepakatan nuklir Iran berada dalam tekanan, menyusul pemberlakuan sanksi baru dari AS.

"Mereka yang mencoba kembali dengan gaya ancaman dan sanksi adalah tahanan dari delusi masa lalu mereka," kata Rouhani.

"Jika mereka ingin kembali ke pengalaman itu, pasti dalam waktu singkat -bukan berminggu-minggu atau berbulan-bulan, tapi dalam hitungan jam dan hari, kita akan kembali ke situasi kita sebelumnya, yang jauh lebih kuat."

Rouhani mengatakan, sebenarnya Iran lebih memilih untuk tetap menggunakan kesepakatan nuklir.

Dia menyebut kesepakatan itu sebagai bentuk kemenangan untuk perdamaian, dan diplomasi dalam perang dan unilateralisme.

"Namun ini bukan satu-satunya pilihan," tegas dia.

Rouhani mengatakan, Trump telah menunjukkan dirinya sebagai mitra yang tak dapat diandalkan, bukan hanya untuk Iran tapi juga untuk seluruh sekutu AS.

"Dalam beberapa bulan terakhir, dunia telah menyaksikan bahwa AS, selain janjinya yang terus-menerus dan berulang-ulang dalam JCPOA (kesepakatan nuklir), juga telah mengabaikan beberapa kesepakatan global lainnya."

Rouhani menyoroti keputusan Trump untuk menarik diri dari kesepakatan iklim Paris, dan juga kesepakatan perdagangan internasional.

"AS menunjukkan kepada sekutu sendiri, bahwa AS bukanlah mitra yang baik. Atau bagian dari negosiasi yang andal," kata Rouhani.

Baca: Sanksi Baru AS Langgar Kesepakatan Nuklir, Iran Ancam Bereaksi

Iran meyakini, pemberlakuan sanksi tersebut telah menciderai kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan sejumlah kekuatan dunia.

Sementara, AS menegaskan bahwa sanksi baru tersebut tak terkait kesepakatan nuklir yang telah ada.

Dalam kesepakatan tahun 2015, Iran telah setuju untuk mengurangi aktivitas nuklirnya dengan balasan pengurangan sanksi ekonomi.

Sementara, sanksi baru AS yang menargetkan program rudal Iran dan pelanggaran hak asasi manusia, disebut tidak tercakup dalam kesepakatan nuklir di tahun 2015.

Namun, Iran mengatakan, menentang kesepakatan ini dan akan mengajukan keluhan kepada komisi yang mengawasi pelaksanaan kesepakatan tersebut.

Sebelumnya, Minggu kemarin, Parlemen Iran menyetujui lebih pengucuran dana lebih dari setengah miliar dolar AS untuk pendanaan program rudal, dan operasi luar negeri Garda Revolusi.

Hal itu pun dilakukan sebagai bagian dari respons atas sanksi baru AS.

Baca: Iran Tambah Rp 7 Triliun di Program Rudal, Matilah Amerika Terdengar

Rouhani juga diberitakan telah berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin malam.

Keduanya sepakat untuk membangun kerjasama militer di seluruh wilayah tersebut.

"Teheran menyambut baik kehadiran aktif investor Rusia dalam proyek infrastruktur besar termasuk di bidang industri dan energi," demikian disebutkan dalam keterangan Kantor Kepresidenan Iran.

https://internasional.kompas.com/read/2017/08/15/16563941/kini-presiden-iran-yang-tebar-ancaman-keras-kepada-donald-trump

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke