MANILA, KOMPAS.com - Penemuan sabu-sabu bernilai 10 juta peso atau sekitar Rp 2,6 miliar di rumah mantan wali kota Marawi dianggap pemerintah Filipina membuktikan adanya kaitan antara politisi dan krisis di Marawi.
Aparat keamanan Filipina pada Jumat (23/6/2017) menyita dua kilogram sabu di kediaman Omar Solitario Ali saat melakukan operasi pembersihan.
Baca: Pimpinan ISIS Asia Tenggara Diduga Kabur dari Kota Marawi
Pemerintah Filipina yakin kediaman mantan wali kota Marawi itu pernah digunakan kelompok Maute sebagai sebuah "rumah aman".
"Perkembangan ini diharapkan bisa membawa bukti adanya hubungan antara penjualan obat-obatan terlarang dan pemberontakan yang terus berlangsung ini," kata juru bicara kepresidenan Ernesto Abella, Sabtu (24/6/2017).
Ali adalah salah satu orang yang masuh daftar penangkapan yang diterbitkan Departemen Pertahanan setelah Presiden Rodrigo Duterte menetapkan status darurat militer pada 23 Mei lalu.
Ali juga merupakan salah seorang politisi yang dituduh Duterte memiliki hubungan dengan para pengedar narkoba.
Saudara laki-laki Ali, Fajad Salic, juga pernah menjadi wali kota Marawi, bulan lalu didakwa membantu kelompok Maute yang menduduki kota itu.
Duterte berulang kali mengklaim bahwa aktivitas berbagai kelompok militan di Mindanao dibiayai uang dari penjualan narkotika.
Baca: Terpaksa Hancurkan Kota Marawi, Presiden Duterte Minta Maaf
Dalam laporan terkait undang-undang darurat yang disampaikan ke Kongres, Duterte mengatakan, kelompok Maute memiliki kaitan dengan kelompok bersenjata asing dan mengambil untung dari uang penjualan narkoba.
Bahkan saat berpidato di hadapan tentara pada Mei lalu, Duterte mengatakan, Mindanao adalah sarang sabu-sabu dan sejumlah politisi mendapat kekayaannya dari pejualan obat terlarang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.