Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Norodin Lucman, Tokoh Muslim Marawi Penyelamat Warga Kristen

Kompas.com - 08/06/2017, 12:57 WIB

MARAWI CITY, KOMPAS.com - Di tengah gelombang pengungsian warga kota Marawi yang menghindari kelompok afiliasi ISIS, Maute, seorang pemuka Muslim, Norodin Alonto Lucman muncul ke permukaan.

Lucman mendapat banyak pujian karena secara sukarela membantu menyelamatkan dan mengevakuasi puluhan warga Kristen.

Dua pekan telah berlalu sejak kelompok bersenjata mengibarkan bendera kelompok ISIS di Marawi.

Dan, pemerintah Filipina belum berhasil meredam kelompok militan yang ingin membentuk kekhalifahan ini.

Kelompok Maute menghancurkan banyak gedung dan menyandera pastor Katolik di Marawi, kota teresar dengan penduduk beragama Islam di negara dengan mayoritas warganya memeluk Katolik.

Dalam gelombang pengungsian ini, sejumlah warga Muslim melindungi pemeluk Kristen di rumah-rumah mereka dan membantu mereka mengungsi.

Baca: Terungkap, Mengapa Milisi Maute di Marawi Sulit Ditaklukkan

Namun yang paling inspirasional, menurut wartawan BBC Jonathan Head yang berkunjung ke Marawi baru-baru ini adalah kisah Norodin Alonto Lucman.

Norodin sempat menyembunyikan lebih dari 70 pemeluk Kristen di rumahnya sebelum membantu mereka menyelamatkan diri akhir pekan lalu (03/06).

Ia mengajarkan mereka berteriak "Allahu akbar" (Tuhan maha besar) saat melalui pos-pos penjagaan.

Beberapa kali mereka ditanya apakah mereka Kristen dan mereka menyanggah sampai mereka tiba di tempat yang aman.

Saat mereka berjalan, semakin banyak penduduk sipil yang terjebak bergabung sampai mencapai lebih dari 160 orang, termasuk warga Muslim.

Setelah 12 hari berjalan, mereka berhasil keluar dari daerah konflik, kawasan yang berbau busuk akibat banyak jenazah korban pertempuran.

Norodin, mantan petugas polisi, mengatakan, warga Muslim mempertaruhkan hidup mereka untuk melindungi rekan-rekan Kristiani mereka.

Ia mengatakan sangat kenal kelompok Maute yang mendatangi rumahnya dan meyakinkan mereka untuk pergi.

"Mereka datang untuk kedua kalinya (ke rumah) dengan komandan Maranao, orang berpangkat tinggi di kelompok Maute. Sejak itu tak ada yang mengganggu saya lagi. Kekhawatiran kami adalah bom, yang jatuh di dekat rumah-rumah dan juga pertempuran yang terjadi di dekat rumah kami," kata Norodin kepada BBC.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com