Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Putra Mahkota Nepal Bantai Seluruh Keluarganya

Kompas.com - 01/06/2017, 19:00 WIB

KOMPAS.com - Rakyat Nepal pasti tak akan melupakan tanggal 1 Juni 2001. Sebab di hari itu terjadi pembantaian di Istana Narayanhiti tempat keluarga kerajaan tinggal.

Dalam pembunuhan yang terjadi di saat makan malam itu, 10 orang anggota keluarga kerajaan tewas termasuk Raja Birendra dan Ratu Aishwarya.

Setelah Raja Birendra tewas, Pangeran Dipendra, yang melakukan penembakan, menjadi raja secara de jure meski dalam kondisi koma setelah menembak diriya sendiri.

Namun, luka-luka yang dideritanya mengakibatkan sang pangeran meninggal tiga hari kemudian di rumah sakit. Akhirnya, adik laki-laki sang raja, Gyanendra diangkat menjadi raja Nepal.

Sebenarnya apa yang terjadi malam itu tak pernah terlalu jelas. Namun, sejumlah laporan menyebut tragedi itu diawali akibat perilaku putra mahkota Pangeran Dipendra.

Malam itu, Dipendra mabuk berat dan sebelumnya juga sudah mengisap hasish dalam jumlah banyak.

Baca: Media Spanyol Salah Beritakan Kematian Keluarga Kerajaan Swedia

Akibatnya, sang pangeran berperilaku tak pantas dalam acara makan malam itu yang berujung teguran dari sang ayah, Raja Birendra.

Raja kemudian meminta Dipendra, yang adalah putra sulungnya, agar meninggalkan acara makan malam itu. Dia kemudian meninggalkan ruangan ditemani adiknya Pangeran Nirajan dan sepupunya, Pangeran Paras.

Satu jam kemudian, Dipendra kembali dan berjalan-jalan di luar ruang makan malam. Dia kemudian mencabut sebuah senapan SPAS-12 dari dalam tas yang banyak berisi senjata itu.

Senjata lain yang dibawa Dipendra malam itu termasuk senapan mesin H&K MP5 dan senapan serbu M-16.

Dia kemudian masuk ke ruang makan dan langsung melepaskan tembakan membabi buta yang mengenai ayahnya.

Saat anggota keluarga lain mencoba menolong Raja Birendra, Dipendra keluar ruangan dan mengambil senapan serbu M-16, kembali ke ruangan dan menghampiri ayahnya yang terkapar.

Halaman:
Baca tentang
Sumber Wikipedia,BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com