SAN FRANCISCO, KOMPAS.com - Kelompok hacker Lazarus, yang diyakini terkait dengan Korea Utara, "sangat mungkin" bertanggung jawab atas serangan global siber WannaCry, awal bulan ini.
Pernyataan itu disampaikan oleh perusahaan anti-virus AS, Symantec, demikian dilaporkan kantor berita Agence France-Presse, Selasa (23/5/2017).
Pyongyang sendiri marah dan menolak laporan sebelumnya yang menghubungkan rezim tertutup itu dengan virus yang melumpuhkan ratusan ribu komputer, dan mengganggu layanan di berbagai rumah sakit, bank, dan sekolah di seluruh dunia, dua pekan lalu.
Baca: 300.000 Komputer Terinfeksi Ransomware Wannacry
Para peneliti Symantec mengaku telah menemukan berbagai sandi yang digunakan baik pada aktivitas kelompok terkait Korut itu sebelumnya maupun dengan versi terbaru WannaCry.
Lebih dari itu, koneksi internet yang sama telah digunakan untuk menginstal versi awal WannaCry dalam dua komputer dan untuk berkomunikasi dengan sebuah tool yang menghancurkan file-file Sony Pictures Entertainment.
Pemerintah dan perusahaan-perusahaan swasta AS menuduh Korut sebagai otat serangan siber yang menarget Sonny pada tahun 2014.
Baca: Cerita Dua Remaja Temukan Cara Stop Penyebaran WannaCry
Pyongyang telah membantah peran semacam itu. Pada Senin (22/5/2017), Korut mengatakan, tuduhan sebagai otak serangan WannaCry merupakan sebuah kampanye kotor, demikian dilaporkan Reuters.
Lazarus adalah nama yang sering disebut banyak perusahaan keamanan siber sebagai pihak yang berada di balik serangan Sony dan serangan siber lainnya.
Symantec tidak secara langsung menyebut nama sebuah pemerintahan ada di balik serangan siber, namun para peneliti tidak membantah keyakinan awam bahwa Lazarus bekerja untuk rezim Korut.
Baca: Begini Cara Menangkal Serangan "Ransomware" WannaCry