Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duterte Ancam Penggal Para Penentang Perang Melawan Narkoba

Kompas.com - 18/05/2017, 19:07 WIB

MANILA, KOMPAS.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Kamis (18/5/2017), mengatakan, dia ingin memenggal mereka yang menentang perang melawan narkoba yang dikobarkannya.

Duterte juga menegaskan, dia tak akan terintimidasi dengan kritik terkait kebijakannya yang disebut para aktivis HAM sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.

"Jangan percayai kritikan para aktivis HAM itu, jika kalian memercayainya, saya akan penggal kepala kalian," ujar Duterte dalam pidato peresmian jembatan di wilayah selatan Filipina.

Baca: Duterte: Silakan Laporkan Saya ke Pengadilan Kriminal Internasional

"Saya tak akan terpengaruh dengan berbagai ketakutan. Penjarakan saya. Ayo, penjarakan saya. Jika mereka katakan saya harus masuk penjara, tak apa," tambah Duterte.

Duterte menambahkan, para aktivis HAM menyebut 10.000 orang tewas dalam perang melawan narkoba yang digelarnya sejak dia berkuasa pertengahan tahun lalu.

Meski demikian Duterte menegaskan, masih akan banyak kematian dalam upayanya memberantas peredaran narkoba dari tengah masyarakat.

"Tambahkan korban tewas 50.000 orang. Saya akan bunuh mereka semua. Dan jika saya harus masuk neraka atau membusuk di penjara, saya tak keberatan. Saya sudah tua," tambah dia.

Komentar Duterte ini muncul tak lama setelah juru bicara kepresidenan mengatakan, pemerintah akan menolak bantuan keuangan dari Uni Eropa jika mereka ikut campur dalam kebijakan dalam negeri Filipina.

"Presiden sudah menyetujui rekomendasi departemen keuangan agar menolak bantuan keuangan dari Uni Eropa yang berpotensi mengintervensi kebijakan dalam negeri Filipina," kata juru bicara kepresdidenan Ernesto Abella.

Baca: Kebijakannya Dikecam, Duterte Sebut Parlemen Eropa "Orang-orang Gila"

Uni Eropa adalah sumber bantuan keuangan terbesar kedelapan untuk Filipina. Tahun lalu Uni Eropa memberikan bantuan keuangan senilai 217 juta dolar AS.

Sebagian besar bantuan keuangan itu dugunakan untuk sejumlah proyek untuk membantu menghentikan pemberontakan komunis dan Muslim di wilayah selatan Filipina.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com