Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

420 Warga Australia Masuk Daftar Teroris di Turki

Kompas.com - 27/04/2017, 12:20 WIB

ANKARA, KOMPAS.com - Dalam daftar "cekal" yang dibuat otoritas Turki tercatat sekitar 420 orang yang diduga jihadis asal Australia yang bergabung dengan kelompok teror ISIS di Suriah dan Irak.

Kepada ABC News, seorang pejabat senior Turki menjelaskan bahwa negara tersebut ingin mengekstradisi jihadis Neil Prakash kembali ke Australia untuk diadili.

Daftar "cekal" tersebut digunakan untuk mencegah masuknya orang asing ke Turki, dan merupakan hasil dari intelijen Turki, Australia, dan lebih dari 100 negara lainnya.

Daftar tersebut mengungkapkan kekhawatiran badan intelijen internasional mengenai besarnya jumlah terduga jihadis Australia dibandingkan yang diketahui sebelumnya.

Perubahan daftar ini merupakan peluang bagi upaya internasional menghentikan arus jihadis ke Suriah dan menggambarkan bagaimana upaya tersebut tadinya ketinggalan dibandingkan membanjirnya pejuang asing ke sana.

Jumlah orang Australia dalam daftar tersebut meningkat dari hanya 90 orang pada 2014, lalu bertambah 180 pada 2015 dan lebih dari 150 tahun lalu.

Demikian dikatakan pejabat senior Turki yang tidak bersedia disebutkan namanya.

Deportasi

Menurut dia, sebagai tindak lanjut daftar tersebut, Turki telah mendeportasi 21 terduga pejuang asing Australia selama dua tahun terakhir.

Sebagian besar di antaranya dideportasi pada 2015 sejalan meningkatnya upaya pemerintah Australia mencegah kepergian calon-calon jihadis, termasuk membatalkan paspor mereka.

Daftar "cekal" yang dikeluarkan Turki merupakan bagian dari upaya kontra-terorisme internasional yang dimulai pada 2010, menjadi semakin penting setelah pemberontakan Suriah berubah menjadi perang sipil pada tahun 2011 dan 2012, dan mendapatkan momentum setelah kelompok ISIS merebut wilayah Suriah dan Irak pada 2013 dan 2014.

Menteri Kehakiman Australia Michael Keenan tidak mau berkomentar mengenai rincian daftar tersebut namun ia mengatakan Turki merupakan "kawan dan sekutu".

"Kami memiliki kerjasama intelijen yang sangat baik, kami akan bekerja sama dengan mereka untuk meningkatkan keamanan mereka," katanya.

"Kalau kami memiliki informasi yang mungkin berguna bagi mereka maka kami pasti akan membaginya dan tentunya kami pun mengharapkan hal yang sama," tambahnya.

Zona konflik

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com