Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perancis: Pemerintah Suriah Dalangi Serangan Kimia di Khan Sheikhoun

Kompas.com - 26/04/2017, 21:22 WIB

PARIS, KOMPAS.com - Dinas intelijen Perancis menyimpulkan bahwa pemerintah Suriah bertanggung jawab atas serangan senjata kimia di Khan Sheikhoun.

Dalam serangan pada 4 April itu 86 orang tewas dan ratusan lainnya terluka. Serangan itu kemudian memicu Amerika Serikat menggelar serangan misil ke sebuah pangkalan udara Suriah.

Para penyidik dinas intelijen dan militer Perancis melakukan pengujian terhadap sampel darah yang diambil dari para korban serangan senjata kimia itu.

Berdasarkan laporan yang dirilis pada Rabu (26/4/2017), berdasarkan uji sampel darah itu menunjukkan gas sarin memang digunakan dalam serangan itu. Selain sarin, hasil pemeriksaan itu juga menunjukkan jejak penggunaan zat heksamine.

Baca: Suriah Masih Simpan 3 Ton Senjata Kimia, Benarkah?

Penggunaan heksamine sebagai penyeimbang adalah karakteristik produksi gas sarin yang dilakukan rezim Bashar al-Assad.

Heksamine juga ditemukan pada serangan gas kimia pada 2013 di kota Saraqib di wilayah utara Suriah, yang juga ditudingkan kepada pemerintah Suriah.

"Kami mengetahui dari sejumlah sumber, proses itu tipikal terjadi di berbagai laboratorium Suriah," kata Menlu Perancis Jean-Marc Ayrault.

"Metode ini khas rezim Suriah dan inilah yang membuat kami mampu menyimpulkan siapa yang bertanggung jawab atas serangan itu. Kami tahu karena kami menyimpan sampel dari serangan terdahulu sebagai pembanding," tambah Ayrault.

Para penyidik Perancis juga bisa melakukan uji coba terhadap sisa-sisa amunisi yang digunakan dalam serangan tersebut.

Para penyidik mengatakan, tiga granat tetapi satu granat gagal meledak sehingga bisa diperiksa.

Dalam laporan setebal enam halaman itu, disebutkan sebuah Sukhoi 22 milik AU Suriah menembak enam kali ke arah Khan Sheikhoun pada 4 April itu.

Baca: Inilah 5 Senjata Kimia Paling Berbahaya di Dunia

Dari sampel yang diambil dari lokasi serangan sesuai dengan proyektil yang memiliki amunisi berisi gas sarin.

"Intelijen Perancis meyakini hanya Bashar al-Assad dan orang-orang dekatnya yang bisa memberikan perintah penggunaan senjata kimia," demikian isi laporan tersebut.

Laporan itu menambahkan, kelompok militan yang ada wilayah sekitar Khan Sheikhoun tak memiliki kapasitas untuk mengembangkan dan melancarkan serangan senjata kimia.

Pada 19 April lalu, Organisasi untuk Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) menyebutkan sarin memang digunakan dalam serangan di Khan Sheikhoun.

Namun, OPCW tak menyebutkan pihak yang harus bertanggung jawab. Sehingga Perancis menjadi negara pertama yang menyatakan pemerintah Suriah mendalangi serangan maut itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Telegraph
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com