ST PETERSBURG, KOMPAS.com - Korban tewas akibat serangan bom di kereta bawah tanah di St Petersburg, Rusia, pada Selasa (4/4/2017), bertambah menjadi 14 orang.
Menteri Kesehatan Veronika Skvortsova mengatakan, tiga orang korban meninggal dunia di rumah sakit akibat luka-luka mereka.
Sebelumnya, aparat keamanan Rusia sudah menyebut pria Kirgistan Akbarzhon Jalilov (23) sebagai tersangka pengeboman di St Petersburg.
Media setempat menyebut, nama Jalilov disebut-sebut aparat Kirgistan yang melakukan kontak dengan dinas rahasia Rusia untuk menggelar investigasi lanjutan.
Baca: Ledakan di St Petersburg Disebut Aksi Bom Bunuh Diri Warga Kyrgyzstan
"Seorang warga negara Rusia keturunan Kirgistan menjadi tersangka utama dalam serangan di St Petersburg pada Senin," kata juru bicara Komite Nasional Keamanan Nasional (GKNB) Kirgistan, Rahat Sulaimanov.
Sementara itu, Kazakhstan membantah, salah seorang warganya terlibat dalam serangan terhadap kereta bawah tanah St Petersbug itu.
"Dalam laporan awal, sejumlah media mengabarkan warga Kazakhstan Aryshev Maksim kelahiran 1996, terkait dalam serangan itu. Informasi itu tidak benar," kata Nurgali Bilisbekov dari dinas keamanan nasional Kazakhstan.
Sejauh ini belum ada satu kelompok pun yang mengaku mendalangi aksi teror di kampung halaman Presiden Vladimir Putin itu.