Puluhan Orang Tewas oleh Serangan Al Qaeda di Damaskus

DAMASKUS, KOMPAS.com – Kelompok garis keras sayap Al Qaeda mengklaim bertanggung jawab atas dua serangan yang menewaskan puluhan orang di dekat tempat suci Syiah di Damaskus, Suriah.

Pada hari yang sama, Minggu (12/3/), serangan koalisi Amerika Serikat menewaskan sedikitnya 17 orang di Suriah utara, demikian para aktivis.

Komite Pembebasan Levant (LLC) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan itu dilakukan oleh dua pelaku anggotanya, dan mengklaim, serangan itu menarget milisi pro-Iran dan pro-pemerintah Suriah.

Pemerintah Suriah menegaskan bahwa serangan itu menewaskan 47 orang. Kelompok LLC mengidentifikasi penyerang bernama Abu Omar dan Abu Aisha.

Namun, organisasi Pemantau HAM Suriah (SOHR) yang berbasis di London, Inggris, mengatakan, jumlah korban telah meningkat hingga 74 orang pada Minggu (12/3/2017).

Perbedaan klaim soal jumlah korban tewas di Suriah adalah sesuatu yang sudah biasa. Pemerintah biasanya mengecilkan jumlah kroban, sedangkan aktivis memiliki data riil di lapangan.

Serangan terbaru di Damaskus sekaligus menunjukkan, kelompok-kelompok militan masih bisa menerobos barisan keamanan yang ketat ke Damaskus, jantung pertahanan Presiden Bashar al-Assad.

Padahal, untuk menjangkau pusat kota, ada begitu banyak pos pemeriksaan di setiap jalan masuk. Mereka harus menunjukkan kartu identitas jika masuk ke area yang penting atau vital.

LLC merupakan sebuah kelompok koalisi antara sejumlah kelompok Islam militan yang didominasi oleh Fatah al-Sham atau nama baru Front Al-Nusra, sayap Al Qaeda di Suriah.

Sedangkan di Suriah utara, aktivis oposisi mengatakan, sebuah serangan udara yang diduga oleh militer AS menyasar sebuah sekolah di kampung Kasrat, selatan Raqqa, ibu kota ISIS di Suriah, sehingga 17 orang tewas.

Minggu, SOHR mengatakan serangan itu menewaskan 19 orang.

Pada Kamis pekan lalu, 20 warga sipil Suriah, termasuk beberapa anak, tewas akibat serangan yang diduga dilakukan koalisi AS di sebuah kampung di sisi timur Raqqa, kota yang dikuasai ISIS.