Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polusi Bunuh 1,7 Juta Anak Tiap Tahun, Ciptakan Tempat Aman bagi Anak

Kompas.com - 07/03/2017, 06:30 WIB

LONDON, KOMPAS.com – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Senin (6/3/2017), menyebutkan, seperempat dari kematian anak balita di dunia diakibatkan oleh lingkungan tidak sehat atau tercemar, termasuk air dan udara kotor, perokok pasif dan kebersihan kurang memadai.

Lingkungan tidak sehat dan tercemar dapat menyebabkan diare parah, malaria, radang paru-paru, dan membunuh 1,7 juta anak tiap tahun.

"Lingkungan tercemar adalah yang paling mematikan – terutama untuk anak kecil," kata Direktur Jenderal WHO Margaret Chan dalam pernyataan seperti dilaporkan Reuters, Senin (6/3/201).

"Organ dan sistem kekebalan tubuh mereka sedang berkembang,  tubuh lebih kecil, dan saluran pernafasan belum sempurna membuat mereka sangat rentan terhadap udara dan air kotor," katanya.

Dalam laporan - berjudul "Mewarisi dunia berkelanjutan: peta kesehatan anak-anak dan lingkungan" – WHO mengatakan paparan berbahaya dapat dimulai di dalam rahim, kemudian berlanjut jika bayi dan anak balita terpapar terpapar polusi udara dalam ruangan, luar ruangan, dan perokok pasif.

www.dw.com Kabut asap di Singapura.
Hal ini meningkatkan risiko masa kecil mereka pada radang paru-paru dan risiko seumur hidup mereka terhadap penyakit pernapasan kronis seperti asma.

Selain itu, demikian laporan WHO, polusi udara juga meningkatkan risiko seumur hidup dari penyakit hati, stroke, dan kanker.

Menurut WHO dalam laporannya, dalam rumah tangga tanpa akses ke air bersih dan sanitasi, atau yang terpapar asap dari bahan bakar tidak bersih seperti batu bara atau kotoran untuk memasak dan pemanas, maka anak-anak menghadapi risiko lebih tinggi untuk terserang diare dan pneumonia.

Anak-anak juga terkena bahan kimia berbahaya melalui makanan, air, udara dan produk di sekitar mereka, katanya.

Maria Neira, ahli kesehatan masyarakat di WHO, mengatakan hal ini menyebabkan jatuhnya korban banyak, baik dari segi kematian dan penyakit jangka panjang dan jenis penyakit.

KOMPAS.com/YOHANES KURNIA IRAWAN Suasana kabut asap sebelum memasuki kota Sampit (26/10/2015). Kabut asap menyelimuti sepanjang jalan Trans Kalimantan dari Pontianak hingga Palangkaraya.
Dia mendesak otoritas terkait di pemerintah setiap negara untuk berbuat lebih banyak untuk menciptakan semua tempat aman bagi anak-anak.

"Investasi dalam penghapusan risiko lingkungan terhadap kesehatan, seperti peningkatan kualitas air atau menggunakan bahan bakar bersih, akan menghasilkan manfaat bagi kesehatan yang besar," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com