Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1.300 Imigran yang Dievakuasi dari Laut Mediterania Tiba di Sisilia

Kompas.com - 07/03/2017, 05:57 WIB

CATANIA, KOMPAS.com - Hampir 1.300 imigran tiba di Sisilia, Italia, dengan kapal penyelamat selama akhir pekan lalu setelah melintasi Laut Mediterania (Laut Tengah).

Sementara itu anak laki-laki berusia 16 tahun meninggal di salah satu kapal, demikian kata patroli laut Italia sebagaimana dilaporkan Reuters, Senin (6/3/2017).

Italia menerima imigran yang tiba dengan perahu dengan kecepatan mencapai rekornya sepanjang tahun ini, ketika lebih banyak orang menyeberangi laut dari Afrika Utara pada tahun ini jika dibandingkan dengan tiga tahun sebelumnya.

Sekitar 500 pendatang menuju Sisilia dan dijadwalkan tiba dalam beberapa hari, setelah dijemput dari perahu tidak layak di lepas pantai Libya.

Proaktif Open Arms, yang menggerakkan salah satu kapal penyelamat, juga mengatakan di Twitter bahwa lima pendatang tenggelam sebelum penyelamatan, namun juru bicara patroli pantai tidak bisa memastikan kabar kematian itu.

Di Catania, di pantai timur Sisilia, tubuh dari anak berusia 16 tahun itu diambil dari Siem Pilot, sebuah kapal Norwegia yang beroperasi atas nama lembaga perbatasan Uni Eropa, Frontex.

"Sayangnya, salah satu pendatang meninggal di Siem Pilot pada Jumat pagi sebagai akibat dari penyakit," kata Komandan kapal itu, Jorgen Berg.

Penyebab kematian anak laki-laki itu masih belum diketahui, tetapi ia tidak memiliki luka yang terlihat, kata Berg. Kebangsaan korban juga tidak diungkapkan.

Sudah 487 pendatang meninggal di laut Tengah hingga 2 Maret, kata Badan Internasional untuk Migrasi, lebih tinggi dari 425 dua bulan pertama tahun lalu.

Kedatangan kapal pendatang di Italia naik lebih dari 57 persen pada periode yang sama tahun lalu, menurut data Kementerian Dalan Negeri Italia.

Sekitar setengah juta migran telah tiba di Italia sejak awal 2014, dengan rekor 181 ribu orang tiba pada tahun 2016.

Mereka yang telah datang tahun ini telah mengklaim terjadi peningkatan kekerasan dan kebrutalan di Libya, di mana faksi yang saling bersaing bertempur memperebutkan kekuasaan.

Di sana juga penyelundup manusia beroperasi dengan impunitas di tengah kekacauan yang ditinggalkan oleh operasi penggulingan penguasa lama Moammar Khadafy pada 2011.

Kelompok kemanusiaan mengatakan perjanjian, yang ditandatangani pada bulan lalu, antara Italia, Uni Eropa, dan pemerintahan Libya di Tripoli yang didukung PBB adalah salah satu penyebab lonjakan keberangkatan pendatang baru-baru ini.

Perjanjian tersebut bertujuan untuk menghentikan lebih banyak migran dari mencapai Eropa sebagian dengan mendanai kamp migran yang dijalankan oleh pemerintahan Libya yang didukung PBB.

Kesepakatan bermasalah dengan Turki pada tahun lalu menghentikan arus pengungsi ke Jerman melalui Yunani.

Sekarang Uni Eropa telah mengalihkan perhatian kepada Italia, di mana tercatat 181.000 orang tiba pada tahun 2016, sebagian besar dari mereka dianggap untuk mencari kerja dan tidak membutuhkan suaka dari penganiayaan.

Ancaman yang mereka hadapi di sekitar laut Malta setelah melintasi Sahara – lebih dari 4.500 orang tenggelam tahun lalu – akan digarisbawahi ketika pemimpin itu membarui janji membantu kehidupan warga Afrika menjadi lebih baik tanpa meninggalkan rumah mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com