Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turki Berusaha Perbaiki Aliansi dengan Amerika Serikat

Kompas.com - 19/02/2017, 12:20 WIB

ANKARA, KOMPAS.com - Meski memiliki sejumlah perbedaan, pemerintah Turki tetap mencoba memperkuat aliansi dengan Washington yang kini berada di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump.

Hubungan antara pemerintah Turki dan AS memburuk di masa-masa terakhir pemerintahan Barack Obama terkait sejumlah isu Suriah dan permintaan ekstradisi Fethullah Gulen ke Turki.

Meski demikian, Presiden Recep Tayyip Erdogan menegaskan tak akan mengulangi kekhawatiran Uni Eropa tetapi dia berharap bisa membuka hubungan baru dengan Trump.

"Pemerintahan Trump memiliki kesempatan bagus untuk mengambil langkah berani dalam kebijakan luar negerinya setelah perilaku pemerintahan terdahulu yang tak menyenangkan," ujar Ayse Sozen Usluer, kepala hubungan luar negeri di kantor presiden Turki.

Dia menambahkan, pemerintahan baru AS akan mempertimbangkan untuk memperbarui hubungan dengan Turki dalam hal perdagangan, militer, perang melawan terorisme dan isu-isu lain yang relevan.

Kurang dari 48 jam setelah Trump berbicara dengan Erdogan lewat telepin, direktur baru CIA Mike Pompeo berkunjung ke Ankara pekan lalu.

Langkah tersebut menunjukkan sinyal pentingnya hubungan kedua negara, padahal tahun lalu Pompeo pernah menggambarkan Turki sebagai sebuah negara diktator Islam yang totaliter.

Namun kini, Pompeo sudah menghapus komentar yang diunggah lewat akun Twitter-nya itu.

Sinyal keinginan untuk membuka lembaran baru semakin kuat ketika pada Jumat (17/2/2017), panglima angkatan bersenjata AS Joseph Dunford juga berkunjung ke Turki.

Namun, sejumlah pengamat meyakini hubungan mesra antara Turki dan AS ini hanya akan berlangsung sesaat sebelum masalah-masalah tradisional kedua negara muncul.

"Ankara berharap Trump bisa menjadi orang yang membawa pendekatan baru, sehingga Ankara belum mengkritik Trump meski beberapa retorikanya bertentangan dengan prinsip-prinsip Turki," kata Aaron Stein, pengamat di Rafik Hariri Centre for the Middle East.

"Saya tak yakin pemerintahan Trump mendengarkan Ankara saat ini," tambah Stein.

Beberapa hal prinsip yang diabaikan Turki salah satunya adalah kebijakan Donald Trump yang melarang warga dari tujuh negara Muslim masuk ke wilayah AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com