Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Israel Benjamin Netanyahu Semakin Terdesak akibat Skandal Suap

Kompas.com - 19/01/2017, 19:35 WIB

JERUSALEM, KOMPAS.com — Benjamin Netanyahu telah menghabiskan 30 tahun hidupnya mengabdi sebagai pejabat negara, termasuk 11 tahun menjadi Perdana Menteri Israel.

Namun, tahun ini, masa depan politiknya tampak suram akibat sejumlah skandal korupsi dan kolusi yang menimpanya, sebagaimana dilaporkan Reuters, Kamis (19/1/2017).

Pihak kepolisian Israel mengaku telah menginterogasi Netanyahu sebanyak dua kali sejak awal tahun ini di kediamannya terkait dua kasus penyalahgunaan wewenang yang berbeda.

Netanyahu membantah telah melakukan pelanggaran hukum dan berulang kali menegaskan bahwa kepolisian tidak akan menemukan apa-apa karena “memang tidak ada apa-apa”.

Hampir setiap hari, di televisi ataupun surat kabar lokal selalu muncul bocoran detail investigasi terkait Netanyahu.

Bocoran-bocoran penyelidikan itu kemudian digunakan oleh kelompok oposisi untuk mendesak agar sang pemimpin segera mundur.

Sementara itu, sejumlah jajak pendapat menunjukkan bahwa popularitas partai tempat Netanyahu berkarier, Partai Likud, semakin turun.

"Ini adalah kampanye terkoordinasi dari media yang telah melampaui perannya sebagai jurnalis dengan menjadi penyidik, hakim, sekaligus eksekutor," kata Netanyahu, Senin (16/1/2017), dalam pertemuan mingguan bersama petinggi Partai Likud.

"Saya masih berambisi memimpin Likud dan negara ini untuk tahun-tahun mendatang," kata dia.

Dalam interogasi kedua, sejumlah media mengabarkan bahwa kepolisian telah memiliki rekaman pembicaraan Netanyahu dengan seorang pemilik media Israel bahwa keduanya merundingan kesepakatan saling menguntungkan.

Sementara itu, dalam interogasi pertama, polisi menanyai Netanyahu terkait gratifikasi dari sejumlah pengusaha.

Peraturan di Israel melarang pejabat publik menerima hadiah apa pun yang nilainya melebihi standar "norma sosial" yang berlaku.

Menurut laporan dari surat kabar Haaretz, salah satu pengusaha yang memberikan gratifikasi itu adalah Arnon Milchan, seorang produser Hollywood kelahiran Israel, yang mengirim Netanyahu cerutu dan sampanye senilai ratusan juta rupiah.

Pengacara Netanyahu tidak membantah laporan itu, tetapi mengatakan bahwa kliennya tidak bersalah menerima hadiah dari teman dekat.

Selain itu, Netanyahu juga menerima hadiah dari taipan kasino asal Australia, James Parker.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com