Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situasi Tegang, Kereta Api Serbia Terhenti di Perbatasan Kosovo

Kompas.com - 16/01/2017, 09:43 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

BELGRADE,  KOMPAS.com - Sebuah rangkaian kereta api yang dihiasi warna bendera dan slogan-slogan nasional meninggalkan Belgrade untuk menuju Kosovo, Sabtu (14/1/2017).

Namun, kereta api tersebut dihentikan di perbatasan bekas provinis Serbia di tengah memanasnya situasi antara kedua negara.

Serbia sebenarnya tengah mencoba untuk memulihkan kembali layanan kereta api dari Belgrade ke wilayah utara Kosovo yang banyak dihuni warga beretnis Serbia.

18 tahun lalu, perang brutal pecah antara Serbia dan Kosovo yang berakhir dengan kemerdekaan negeri kecil tersebut.

Namun, rencana Serbia ini ditolak Kosovo yang menganggap skema itu sebagai provokasi dan upaya untuk menghancurkan integritas nasionalnya.

Presiden Kosovo Hashim Thaci menyerukan agar kereta api dari Serbia itu dihentikan karena dianggap melanggar kedaulatan negeri itu.

Beberapa jam setelah kereta api itu meninggalkan Belgrade, ibu kota Serbia, PM Aleksandar Vicic mengatakan, di memerintahkan agar kereta itu berhenti di wilayah tenggara Serbia tak jauh dari perbatasan Kosovo.

"Saya perintahkan kereta api itu berhenti di (kota) Raska demi mencegah konflik dan jatuhnya korban," ujar Vucic dalam jumpa pers di Belgrade.

Vucic menuduh pemerintah Kosovo mengirimkan pasukan polisi ke perbatasan untuk memprovokasi konflik lebih luas.

"Serbia menginginkan kedamaian, tetapi saya meminta etnis Albania di Kosovo tak menyerang kereta api Serbia di Kosovo karena kami tak akan membiarkannya,"
 Vucic memperingatkan.

Meski sebagian besar warga Kosovo beretnis Albania, banyak warga Serbia menganggap Kosovo adalah tanah air dan awal dari peradaban mereka.

Dalam perang yang pecah pada 1998-1999, 13.000 orang tewas. Perang itu dipicu bentrokan antara tentara Yugoslavia dan separatis Kosovo.

Perang berakhir setelah NATO menggelar serangan udara terhadap Serbia. Kosovo kemudian menyatakan kemerdekaan pada 2008 tetapi Serbia dan Rusia tidak mengakuinya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com