Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Ditangkap, Polisi Penganiaya Warga Rohingya Bakal Ditindak Tegas

Kompas.com - 03/01/2017, 06:43 WIB

YANGON, KOMPAS.com - Pemerintah Myanmar setuju mengambil tindakan tegas terhadap aparat penganiaya etnis minoritas Rohingya setelah muncul video tentang kekerasan tersebut.

Video muncul di tengah ketegangan mengenai tindakan pemerintah dalam memberangus beberapa terduga pelaku pemberontakan, seperti dilaporkan Reuters, Senin (2/1/2016).

Terkait dengan itu, pemerintah Myanmar, mengatakan telah menangkap sejumlah polisi yang diduga menyiksa warga etnis Rohingya. 

Namun, belum diketahui secara pasti apa bentuk tindakan tegas terhadap sejumlah polisi itu. Sebab, pemerintah Myanmar tidak mengungkapkan secara detail, apakah para pelaku akan dipenjara ataukah dipecat dari kepolisian.

Isu tentang kekerasan di Myanmar diawal oleh serangan sekelompok pria bersenjata ke pos polisi di negara bagian Rakhine, Myanmar barat laut, yang berbatasan dengan Banglades, 9 Oktober 2016. Akibat serangan bersenjata itu sembilan polisi tewas.

Menanggapi serangan itu, pasukan keamanan pun datang secara bergelombang ke wilayah perbatasan dengan maksud untuk melakukan pengejaran kepada kelompok penyerang.

Gerakan pembersihan oleh militer Myanmar itu menyebabkan 34.000 warga Rohingya melarikan diri ke negara tetangga, Banglades, kata pernyataan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Warga dan kelompok pegiat HAM pun menuding pasukan keamanan menyalahgunakan kewenangannya selama operasi tersebut, seperti pembunuhan, pemerkosaan, dan penculikan, yang dibantah oleh pemerintahan pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi.

Belakangan muncul video, yang disebarkan luas di media sosial dan disiarkan sejumlah lembaga penyiaran di Myanmar.

Tampak beberapa polisi memukul dan menendang dua warga desa selama operasi militer tersebut. Puluhan warga Rohingya berbaris untuk menjalani pemeriksaan.

Video tersebut memuat tayangan langka mengenai adanya upaya menghalangi para pekerja lembaga donor dan pihak luar lainnya memasuki wilayah itu sejak Oktober 2016.

Suu Kyi memastikan keabsahan video dengan menyatakan bahwa rekaman itu diambil oleh pihak kepolisian selama operasi militer, 5 November 2016, di wilayah utara Rakhine.

"Tindakan akan segera diambil terhadap polisi yang diduga memukul sejumlah warga desa," kata pihak kantor Suu Kyi dalam pernyataannya yang dikeluarkan pada Minggu (1/1/2017) malam.

Tindakan polisi memberikan petunjuk sebagai tindakan balasan terhadap kelompok pemberontak yang menyerang polisi dua hari sebelumnya di tempat penampungan di desa Kotankauk.

Kantor Suu Kyi mengidentifikasi empat polisi melalui nama, termasuk pemimpin operasi di lapangan dan salah seorang yang terlihat memukul sejumlah penduduk desa dalam video itu.

Pejabat tinggi kepolisian di di Naypyidaw, mengungkapkan, pihak berwenang telah menahan empat polisi, Senin (2/1/2017, atas tuduhan mereka terlibat penganiyaan.

Myanmar menuding militan yang memiliki jaringan kelompok garis keras di luar negeri atas serangan pada 9 Oktober 2016.

Media pemerintah melaporkan, sedikitnya 86 orang tewas selama operasi militer pasca-penyerangan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com