Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Rohingya Kembali Disoroti Para Menlu ASEAN

Kompas.com - 19/12/2016, 12:32 WIB

YANGON, KOMPAS.com – Nasib minoritas Muslim Rohingya, Myanmar, menjadi topik hangat dalam pertemuan para menteri luar negeri di blok Asia Tenggara (ASEAN) menyusul kekerasan yang dikecam negara-negara tetangga.

Lebih dari 27.000 warga Rohingya melarikan diri ke negara tetangga, Banglades, dan juga negara lain di kawasan, sejak kekerasan terbaru dimulai pada November, seperti dilaporkan Agence France-Presse, Senin (19/12/2016).

Mereka lari dari kekerasan militer yang sedang melakukan operasi memburu kelompok pemberontak atau militan yang telah membunuh sembilan orang di pos polisi dua bulan lalu.

Namun, warga Rohingya yang selamat dari kekerasan itu mengadukan bahwa anggota keluarga mereka telah menjadi korban perkosaan, pembunuhan, dan kamp mereka pun dibakar aparat.

Pengaduan warga Rohingnya itu telah memicu protes di ibu kota sejumlah negara di Asia Tenggara. Bahkan Malaysia sempat mendesak agar keanggotaan Myanmar di ASEAN dievaluasi kembali.

Eksodus warga Rohingya telah menyebabkan pertikaian terbuka yang jarang terjadi di blok regional ASEAN yang biasanya mengutamakan diplomasi konsensus dan non-interferensi.

Pada Senin (19/12/2016) ini, para menteri luar negeri ASEAN mengadakan pertemuan darurat di Yangon, ibu kota Myanmar sebelum berpindah ke Naypyidaw.

Malaysia mengharapkan, rumusan akhir pertemuan dapat menekan Myanmar untuk segera menyelesaikan krisis yang dialami Rohingya itu.

Menteri Luar Negeri Malaysia, Anifah Aman, mengatakan, tekanan yang terus-menerus baik dari masyarakat internasional maupun Malaysia telah mendorong pertemuan tersebut.

Sebagian besar warga Rohingya di Myanmar tidak mendapatkan status kewarganegaraan. Mereka hidup selama bertahun-tahun di bawah tekanan dengan pembatasan ruang gerak secara ketat.

Awal Desember ini Perdana Menteri Malaysia Najib Razak menuduh pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi telah membiarkan praktik "genosida" terhadap minoritas Myanmar.

Myanmar membantah tuduhan yang dinilai melecehkan itu dan menanggapi tudingan Najib dengan memanggil duta Malaysia untuk Myamar dan melarang tenaga kerjanya pergi ke Malaysia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com