Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wikileaks: Menantu Erdogan Terkait dengan Perusahaan Pemasok Minyak ISIS

Kompas.com - 08/12/2016, 09:58 WIB

ANKARA, KOMPAS.com — Awal pekan ini, Wikileaks merilis puluhan ribu surat elektronik pribadi dari Berat Albayrak, salah seorang menteri senior Turki.

Dalam bocoran surat elektronik ini, Albayrak, yang juga adalah menantu Presiden Recep Tayyip Erdogan, memiliki hubugan dengan sebuah perusahaan yang terkait dengan ladang minyak ISIS.

Sebanyak 60.000 surat elektronik dari periode April 2000 hingga 23 September 2016 dipublikasikan Wikileaks.

Dalam puluhan ribu surat elektronik itu terlihat bagaimana Albayrak memiliki pengetahuan yang mendalam tentang masalah kepegawaian dan penggajian di Powertrans.

Powertrans adaah sebuah perusahaan yang secara kontroversial mendapatkan hak monopoli pembangunan infrastruktur jalan dan rel kereta api khusus untuk angkutan minyak dari wilayah Kurdistan, Irak.

Pada 2014 dan 2015, media Turki mengabarkan, Powertrans dituding mencampurkan minyak mentah yang diproduksi wilayah ISIS di Suriah dan memasukkannya ke dalam pengangkutan minyak lokal yang sudah memasuki Turki.

Namun, tudingan media massa itu hingga kini tidak dilandasi dengan bukti fisik yang kuat. Saat itu, Albayrak sudah membantah memiliki hubungan dengan Powertrans.

Kumpulan surat elektronik itu diperoleh Redhack, sebuah kelompok peretas asal Turki.
Julian Assange, pendiri Wikileaks, mengatakan, kumpulan surel itu dipublikasikan sebagai respons atas kebijakan keras Pemerintah Turki pasca-kudeta militer yang gagal.

Berat Albayrak, salah satu sosok paling berpengaruh di Turki, diyakini tengah dipersiapkan sebagai penerus Erdogan.

Selain hubungan Albayrak dengan Powetrans, kumpulan surat elektronik itu juga membeberkan hubungan Albayrak dan Mehmet Ali Yalcindag, rekan bisnis presiden terpilih AS Donald Trump.

Yalcindag adalah menantu dari taipan media Turki, Aydin Dogan. Korespondensi antara Albayrak dan Yalcindag menunjukkan bahwa Albayrak menggunakan pengaruhnya agar Dogan membatasi jurnalis mengkritik pemerintahan Erdogan.

Pada 2015, politisi oposisi Eren Erdem menuduh Presiden Erdogan memiliki hubungan dengan para penyelundup minyak ISIS. Akibat tudingannya itu, Erdem diadili dengan dakwaan pengkhianatan.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com