Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/11/2016, 14:56 WIB

LIVERPOOL, KOMPAS.com - Mereka sudah dimakamkan selama hampir tujuh dekade, kini makam 11 pelaut Muslim yang gugur saat berperang bersama sekutu di Perang Dunia II ditemukan kembali.

Kini ke-11 makam pelaut Indonesia yang tergabung dalam AL Belanda dan "hilang" sejak 1940-an itu sudah dilengkapi batu nisan lengkap dengan nama-nama mereka yang gugur.

Para pelaut itu, berlayar dalam konvoi kapal pengangkut bahan makanan dan material yang dikirim untuk Inggris, berasal dari Pulau Jawa.

Mereka bertugas di kamar mesin kapal yang berlayar ke AS dan Rusia untuk mengumpulkan dan memasok bahan makanan.

Namun, saat mereka tiba di Inggris mereka jatuh sakit karena diserang penyakit yang banyak menghinggapi pelaut di masa itu yakni TBC dan emfisema.

Salah satu dari mereka bahkan menderita beri-beri, penyakit yang disebabkan akibat kekurangan vitamin B-1.

Kesebelas pelaut Indonesia itu meninggal dunia karena penyakit yang mereka derita setelah dirawat di RS Walton, Liverpool.

Mereka kemudian dimakamkan di sebuah kuburan di dekat rumah sakit tersebut dan kemudian dilupakan.

Pada 2012, seorang sejarawan lokal yang sedang meneliti silsilah keluarganya menemukan catatan terkait makam kesebelas pelaut ini di tumpukan arsip pemakaman Walton Park.

Lalu pada Maret lalu, angkatan bersenjata Belanda memeriksa makam tersebut dan memastikan ke-11 orang yang ada di dalam makam tersebut adalah para awak kapal dagang negeri itu.

Pada Kamis (10/11/2016), sebuah upacara digelar untuk mengenang kesebelas jasad yang dimakamkan itu.

Upacara dipimpin kepala gereja Liverpool Dr Crispin Pailing dan ulama Islam Imam Waddah Saleh dari Abdulla Quilliam Society.

"Semua berawal pada 2012, saat sata menemukan bahwa nenek saya, Martha Riley, yang wafat akibat flu Spanyol pada 1917 dimakamkan di tempat ini," kata sejarawan Vic Raffells.

"Saya bisa menemukan makam nenek dan kemudian melanjutkan penelitian di pemakaman yang menuntun saya menemukan makam-makam terlupakan ini pada 2014," lanjut Raffels.

"Saat itu kesebelas makam ini tersembunyi di balik rumput dan pagar tanaman," tambah Raffels.

Halaman:
Sumber Guardian
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com