Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Politik AS: Intervensi FBI "Langkah yang Sangat Aneh"

Kompas.com - 31/10/2016, 13:19 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com — Pakar politik di American Enterprise Institute, Norman Ornstein, menggambarkan intervensi Direktur Biro Investigasi Federal AS (FBI) James Comey dalam Pemilu AS kali ini sebagai "langkah yang sangat aneh".

"Hal ini melanggar aturan fundamental bahwa FBI akan memantau, yang berarti tidak boleh melakukan atau mengatakan apa pun yang akan memengaruhi pemilu dalam kurun waktu 60 hari menjelang pemungutan suara," katanya.

"Melakukan hal ini hanya 11 hari sebelum hari itu merupakan hal yang sangat aneh," tambahnya, merujuk langkah FBI untuk memeriksa lagi surat-surat elektronik Hillary Clinton.

Ornstein menambahkan, "Dalam kasus ini, saya tidak melihat Comey sebagai partisan, tetapi sebagai manusia yang seharusnya tahu bahwa melakukan hal ini 11 hari sebelum pemungutan suara akan merugikan Hillary. Dengan kata lain, ini akan membantu Trump."

Ornstein memperkirakan, Comey mungkin ingin "membangun hubungan yang lebih kuat dengan sejumlah orang FBI" dengan mengeluarkan informasi bahwa pihaknya akan membuka lagi kasus ini.

"Mungkin juga ia tahu bahwa beberapa orang FBI akan membocorkan informasi tentang temuan dokumen baru itu kepada Partai Republik di Kongres, dan jika hal ini terjadi maka akan merugikannya, dalam arti merugikan FBI yang tampak seperti menutupi hal itu, atau akan membuat citranya menjadi buruk," katanya.

Jelas, kata Ornstein, Comey ingin mencegah hal ini.

"Saya kaji dan kaji lagi apa yang membuat pemilu ini menjadi sangat penting dalam hidup kita, dan jika motivasi Anda adalah pribadi, dan mungkin sedikit unsur institusi, jika ia ingin melindungi FBI, maka ironisnya ia telah merugikan institusinya," katanya.

Sejarawan politik Allan Lichtman di Universitas Amerika, Washington DC, mengatakan, "Comey tidak pantas melakukan hal ini."

"Cukup menakjubkan juga Direktur FBI tidak mau mengatakan apakah ia sedang menyelidiki kaitan antara tim kampanye Trump dan Rusia, sementara sejak awal ia memberi pukulan demi pukulan, merinci apa yang terjadi pada penyelidikan e-mail Hillary," ujar Lichtman.

"Standar ganda sangat nyata di sini," ujarnya.

Selama kariernya dalam bidang hukum, Comey telah menggugat anggota keluarga penjahat Gambino, teroris yang dituduh melakukan serangan pengeboman terhadap Khobar Towers di Arab Saudi tahun 1996.

Hal yang sama berlaku pada kasus eksekutif perusahaan yang terlibat dalam korupsi keuangan dan bintang televisi bidang gaya hidup yang sangat terkenal, Martha Steward, dalam kasus penipuan surat-surat berharga dan lain-lain.

Comey kerap memenangi tuntutannya dan mengirim para pelaku ke penjara untuk jangka waktu lama.

Independensinya menghadapi nasihat tandingan dari atasannya telah menjadi ciri khas Comey selama bertahun-tahun dalam penegakan hukum di AS.

Tahun 2004—pada masa pemerintahan George Bush—Comey menjadi pejabat jaksa agung ketika atasannya, John Ashcroft, dirawat di rumah sakit.

Pejabat-pejabat Gedung Putih meminta persetujuannya bagi perpanjangan program pemantauan tersangka teroris yang dilakukan Badan Keamanan Nasional Amerika (NSA), tetapi Comey menentangnya.

Ketika pejabat-pejabat Gedung Putih langsung datang ke rumah sakit untuk meminta Ashcroft yang sedang sakit menandatangani pengawasan pemantauan itu, Comey sendiri datang ke ruang tempat Ashcroft dirawat dan menolak kedatangan para pembantu presiden itu.

Comey menarik ancamannya untuk mundur akibat konfrontasi ini, dan setelah Bush mendengar alasan-alasan penolakannya, perubahan terhadap program pemantauan itu pun dibuat. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com