Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/10/2016, 15:47 WIB

BRASILIA, KOMPAS.com - Kehidupan di dalam penjara, terutama di negara-negara berkembang, dikenal sangat keras.

Meski demikian, kekerasan yang terjadi di LP Fortaleza, Brasil, pekan lalu ini terbilang sangat melewati batas.

Bagaimana tidak, sekelompok narapidana memenggal kepala seorang sesama penghuni lapas lalu menggunakan potongan kepala itu untuk bermain sepak bola.

Kekejaman itu diyakini dilakukan geng Primeiro Comando da Capital dan menjadi satu dari banyak kekejaman di dalam penjara-penjara Brasil yang keras dan kelebihan penghuni itu.

Para narapidana naggota Comando da Capital ini diduga membunuh seorang anggota kelompok rival Comando Vermelho di saat perang antar-geng di penjara itu pecah.

Pada Minggu dan Senin lalu, dua kerusuhan terjadi di LP Roraima dan Rondonia yang secara total menewaskan 21 orang narapidana.

Di LP Monte Cristo, Roraima dikabarkan tujuh narapidana tewas dipenggal dan enam lainnya dibakar hidup-hidup.

Kerusuhan di penjara itu pecah setelah satu sayap penjara diserbu sekelompok narapidana di saat rival mereka tengah menerima kunjungan keluarga.

Menteri Kehakiman dan Warga Negara Roraima, oziel de Castro kepada harian Metro Jornal Sao Paulo mengatakan, perang antar-faksi pecah di penjara itu.

Oriel menambahkan, faksi-faksi yang bersaing itu mengakibatkan gangguan keamanan secara nasional.

Sehari setelah kerusuhan di LP Roraima, setidaknya delapan narapidana tewas di lapas Enio dos Santos, Porto Velho, negara bagian Rondonia wilayah barat laut Brasil.

Tewasnya para narapidana ini diduga akibat persaingan antara geng PCC dan Comando Vermelho atau Komando Merah.

Tahun lalu, pemerintah harus mengerahkan tentara untuk mengambil alih keamanan di Lapas Monte Cristo setelah 15 narapidana kabur pada malam Natal 2015.

Camila Nunes Dias, profesor sosiologi di Universitas Federal ABC (UFABC), Sao Paulo kepada BBC Brasil mengatakan, kekerasan terbaru di penjara ini bisa jadi merupakan dampak perubahan bentuk organisasi kejahatan di Brasil.

Camila menjelaskan, di akhir masa persekutuan, yang kemungkinan dipicu perebutan kendali di dalam penjara, bisa mengakibatkan lebih banyak narapidana yang tewas dan hal itu akan memicu kerusuhan di jalanan.

Brasil memiliki catatan panjang soal kekerasan di dalam penjara, termasuk pembantaian di LP Carandiru pada 1992 yang menewaskan sedikitnya 100 narapidana.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Mirror
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com