Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Mosul Dijadikan Perisai, Bom Bunuh Diri ISIS Meningkat

Kompas.com - 20/10/2016, 15:00 WIB

Tim Redaksi

KAIRO, KOMPAS.com - Ribuan warga Irak telah mengungsi dari kota Mosul, Rabu (19/10/2016), hari ketiga serangan pasukan Irak dan Peshmerga Kurdi untuk merebut Mosul dari milisi Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).

Masih ada 1,5 juta warga lain di kota tersebut yang dikhawatirkan dijadikan perisai hidup oleh ISIS.

Gelombang pengungsian warga Mosul, menurut organisasi Save the Children, telah berlangsung dalam 10 hari terakhir atau sepekan sebelum pasukan militer Irak dan Peshmerga Kurdi memulai operasi militer merebut kota Mosul dari milisi ISIS.

Lembaga amal Save the Children mengatakan, kemarin, pengungsi asal Mosul mencapai 5.000 orang. Mereka tiba di kamp Al-Hol, Suriah timur laut. Dilaporkan, 1.000 orang lagi menanti di perbatasan Irak-Suriah.

"Keluarga-keluarga ini datang tanpa membawa apa-apa selain tas pakaian di punggung mereka dan hampir tidak ada yang menolong mereka," kata Tarik Kadir, kepala operasi darurat Mosul dari Save the Children.

Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi, Selasa malam, menegaskan akan membangun jalur aman bagi warga sipil yang akan keluar dari Mosul.

Demikian dilaporkan wartawan KompasMusthafa Abd Rahman, yang memantau pertempuran merebut Mosul dari Kairo, Mesir.

Duta Besar Indonesia untuk Irak Bambang Antarikso di Baghdad saat dihubungi melalui telepon mengatakan, saat ini tidak ada warga negara Indonesia yang tinggal di Mosul.

"Sebelum 2014, ada beberapa warga Indonesia yang menikah dengan warga Irak di Mosul. Mereka tinggal di sana. Namun, setelah NIIS datang pada pertengahan 2014, mereka meninggalkan Mosul dan pindah ke Erbil, sekitar 80 kilometer timur Mosul," kata Bambang.

Ia menambahkan, tercatat sekitar 400 warga Indonesia saat ini tinggal di Irak, termasuk di Baghdad dan Erbil.

Namun, diyakini jumlah sebenarnya bisa dua kali lipat akibat masih terus mengalirnya jumlah tenaga kerja perempuan Indonesia setelah moratorium pekerja Indonesia ke Timur Tengah.

Menurut Bambang, tidak ada dampak langsung serangan ke Mosul bagi kota lain, selain meningkatnya serangan-serangan bom bunuh diri dan bom mobil oleh NIIS, termasuk di Baghdad. "Kami selalu mengimbau kepada warga Indonesia di Irak agar menjauhi keramaian-keramaian karena itu yang sering dijadikan target serangan bunuh diri dan bom mobil NIIS," katanya.

Hingga kini diperkirakan 1,5 juta warga sipil masih berada di Mosul.

Keberadaan mereka bakal menghadirkan kesulitan tersendiri bagi pasukan Irak dan Peshmerga Kurdi yang mengerahkan sekitar 30.000 tentara dalam serangan mulai Senin.

Serangan mereka ditopang pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com