MANILA, KOMPAS.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Minggu (2/10/2016), mengatakan, berencana untuk mengusir semua tentara Amerika Serikat yang ada di negeri itu.
"Saya tak suka orang Amerika, mereka meremehkan saya di depan publik. Jadi saya katakan: kalian semua bodoh," ujar mantan wali kota Davao itu.
Lebih jauh Duterte bahkan menegaskan, berencana membatalkan kerja sama pertahanan dengan Amerika Serikat, Kesepakatan Penguatan Kerja Sama Pertahanan (EDCA) yang berlaku sejak Januari lalu.
Dalam kesepakatan yang diteken pendahulu Duterte, Presiden Benigno Aquino tersebut, Filipina menjamin akses militer AS ke lima pangkalan militer negeri itu untuk mengimbangi kehadiran militer China di Laut China Selatan.
"Kesepakatan EDCA ini adalah sebuah dokumen resmi, tetapi dokumen itu tidak mencantumkan tanda tangan presiden republik Filipina," kata Duterte.
"Lebih baik berpikir panjang sekarang karena saya akan meminta Anda untuk meninggalkan Filipina," tambah Duterte.
Amerika Serikat dan Filipina sebenarnya adalah sekutu lama yang terikat pakta pertahanan yang saling menguntungkan.
Namun, Duterte berulang kali mengancam akan meninggalkan AS dan menjalin hubungan lebih baik dengan China dan Rusia.
Bukan kali ini saja, Duterte melontarkan komentar bernada keras terhadap Amerika Serikat. Akhir bulan lalu, Duterte mengancam akan mengahiri latihan militer bersama dengan AS.
Latihan Pendaratan Amfibi Filipina-AS (Phiblex) menurut rencana akan digelar pada 4-12 Oktober di Filipina yang akan disusul latihan tahunan Balikatan yang berskala lebih besar karena melibatkan 8.000 personel dari kedua angkatan perang.
Sebelumnya, hubungan Washington dan Manila juga sudah tegang setelah Duterte menghina Presiden Barack Obama yang berujung pembatalan pertemuan keduanya di KTT Asia Timur di Laos.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.